Daya Tahan Perempuan di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh :
Suharnanik
Dosen Sosiologi FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia terus meningkat hingga mencapai lebih dari 200 ribu bahkan diprediksi dapat mencapai 500 ribu hingga diakhir tahun 2020. Banyak negara melakukan melarang warganya untuk berkunjung ke Indonesia. Ini artinya kemampuan Indonesia dalam penanganan Covid-19 diragukan oleh negara lain. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 9 September 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia naik 3.307. Angka ini terus bergerak naik dari hari ke hari. Dengan demikian, kasus Covid-19 di tanah air secara total mencapai 203.342.

Berbagai ikhtiar telah dilakukan pemeritnah pusat dan daerah, mulai penegakan protokol kesehatan dengan 3 M; Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak; Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sampai pada kebijakan stay at home, work from home, atau schooling from home, sampai pada penegakan hukum atas pelanggar protokol kesehatan yang sifatnya represif. Namun, demikian, sampai saat ini belum ada tanda-tanda anga statistik Covid-19 melandai, justru angka semakin meningkat.

Data Tahan Kaum Perempuan

Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa perkantoran memberlakukan Work From Home termasuk kampus yang telah melakukan segala aktivitas belajar mengajarnya secara daring. Selain itu, aktivitaas sosial -ekonomi masyarakat mengalami stagnasi. Damak Pandemi Covid-19 juga memberi dampak pada aktivitas para perempuan-perempuan Indonesia. Apa problem-problem perempuan di tengah pandemi Covid-19, dan bagaimana para perempuan daerah menghadapi pandemi Covid 19 ini? Persoalan in yang dibahas dalam Webinar Prodi Sosiologi UWK Surabaya pada 8 September 2020, dengan menghadirkan para perempuan-perempuan tangguh, di antaranya; Wakil bupati Lumajang, Ibu Indah Amperawati; Prof. Aquarini Priyatna, sebagai ketua Pusat Riset Gender dan Anak dari Unpad Bandung; Ibu Desinta Dwi Asriani dari Pusat Kajian Gender dan Anak dari FISIP UGM; Ibu Baiq Lily Handayani, Dosen sekaligus praktisi bisnis UMKM dari Unej; dan Anis Farida dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Secara umum, Pandemi Covid-19 memberi dampak luar biasa pada peran perempuan atau ibu di rumah. Daya tahan perempuan sangat tinggi di era adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang ini. Wakil Bupati Lumajang, Ibu Indah Amperawati, misalnya menyampaian pengalaman para perempuan di Lumajang, berdasarkan survey yang dilakuan pada perempuan di Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa perempuan sebagai ibu mengalami kepanikan namun berinisiatif dalam membangun kreativitas. Perempuan memiliki peranan penting dalam penguatan keluarga pada masa pandemi Covid-19. Sebagai ibu dalam keluarganya berperan aktif melakukan pencegahan dengan mengedukasi sampai mempersiapkan protokol kesehatan di lingkup keluarga. Peran perempuan dengan mengubah pola pikir kreatif untuk membantu perekonomian keluarga. Banyak para ibu berinisiatif dengan memulai usaha kecil, ada juga yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami bunga, sayur atau bahkan mulai membudidayakan ikan konsumsi.

Peran Mothering juga disampaikan oleh Prof. Aquarini Priyatna, bahwa menjalankan fungsi ibu dalam keadaan isolasi harus dilihat sebagai situasi yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang relevan. Semua ibu dalam penelitian yang dilakukannya mempunyai “sense of crisis” yang tinggi untuk mengatasi berbagai tantangan, bukan hanya untuk bertahan hidup bahkan berinisiatif mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi selama Covid-19 ini. Daya tahan kaum perempuan selain tinggi juga elastis, mereka mampu fleksibel dengan menumbuhkan potensi kreativitasnya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya

Sementara itu sosiolog UGM, Desinta Dwi Asriani menjelaskan peran perempuan dis ektor nformal. Kasus perempuan di sektor informal dapat direduksi dengan cara jaring pengaman sosial yang inklusif, distirbusi berbasis kelompok atau berbasis modal sosial perempuan, optimalisasi layanan konseling di Puskesmas. Serta mengubah kebiasan melalui strategi adaptasi pada level individu (hidup sehat, ketrampilan pengelolaan keuangan, teknologi, rekognisi pada kepemimpinan perempuan dan kerja perawatan). Perempuan juga harus memiliki kemampuan menciptakan peluang dan alternatif di masa krisis. Tentunya diperlukan iklim usaha bagi perempuan di sektor informal terkait pembagian kerja yang lebih cair serta diversifikasi usaha.

Perempuan yang Kreatif dan Inovatif

Era adaptasi kebiasaan baru ini akhirnya memaksa kaum perempuan untuk berbuat untuk semuanya. Dalam paparannya, Baiq Lily Handayani, menjelaskan bahwa hakikatnya perempuan itu tangguh, multi talenta, multi tasking, kreatif, inovatif dan berkapasitas. Jadi jangan mereduksi perempuan sebagai sosok yang lemah. Ia hanya butuh support, dan apresiasi. Perempuan di era pandemi dan new normal, Memegang peranan penting dalam aspek keamanan keluarga dari penularan covid, karena perempuan sebagai ibu yang mengontrol anak anak dan anggota keluarga yang lain. Perempuan mampu mengatur mobilitas keluarga dan interaksi sosialnya.Perempuan sebagai ibu juga yang mengatur gizi keluarga agar tetap sehat. Perempuan mampu menjaga asupan makanan yang bergizi dan pola makan yang teratur. Dengan cara rutin menyediakan vitamin demi menjaga kesehatan keluarga. Ibu juga yang mengatur kondisi rumah yang nyaman, sehat, bersih dan kondusif untuk kegiatan sehari hari anggota keluarga. Baik dari alat makan, minum, tidur maupun bermain.

Sementara Ibu Anis Farida menyampaikan pembahasannya tentang PSBB, menyoroti tentang keberkahan yang dapat dimanfaatkan oleh perempuan selama pandemi diantaranya adalah perempuan lebih mempunyai waktu untuk meningkatkan kualitas hubungan antar anggota keluarga. Perempuan mampu mengembangkan hobby. Di masa pandemi ini perempuan lebih mampu mengerjakan pekerjaannya dengan lebih efisien. Selain itu perempuan mampu menggugah solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Perempuan mengembangkan inisiatifnya untuk bergerak dengan membuat masker secara berkelompok.

Akhirnya, daya tahan kaum peremuan di era pandemi Covid-19 ini sangat luar biasa. Kaum perempuan “terpaksa” harus memainkan peran multitastingnya di rumah, selain harus menyelesaikan pekerjaan kantor, pekerjaan sebagai seorang ibu di rumah, sampai pada sebagai seroang guru bagi anak-anak karena pembelajaran luring. Pandemi memberi pelajaran baru kaum perempuan bahwa dengan kemamouan yang dimilikinya, kaum perempuan mampu mengeluarkan segala kemapuan dan daya kerativitasnya agar tetap survive di tengah pandemi Covid-19 ini.

———– *** ————

Tags: