Dewan Ketahanan Nasional Sosialisasikan Antisipasi Bencana

Wabup Gresik, Moh Qosim saat menyerahkan cindera mata kepada perwakilan DKP. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Sebanyak enam orang pejabat dari Sekretariat Jenderal Dewan Kehatanan Nasional (DKN) mengunjungi Pemkab Gresik. Kunjungan dilakukan untuk sosialisasi dan mengumpukan informasi, serta data untuk perumusan kebijakan mitigasi nasional terkait bencana dalam rangka ketahanan nasional
Mereka adalah Marsekal Pertama TNI Bayu Roostono, Brigjen TNI Sugeng, Brigjen TNI Made Datrawan, Kolonel Chb I Gusti Putu Wirejana, Kolonel POM Djati Santoso dan Dr Sumantri.
Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto didampingi Komandam Kodim 0817 Letkol Infantri Budi Handoko serta Kepala Opd Pemkab Gresik menerima di Ruang Rapat Graita Eka Praja, Kamis (11/7).
Untuk keperluan itu, anggota Dewan Ketahanan Pangan Nasional itu membawa pakar gempa dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), Profesor Amin Widodo. Ketua Rombongan Bayu Roostono mengatakan, kedatangannya di Kab Gresik dalam rangka mensosialisasikan rencana aksi bela negara.
”Seluruh Warga negara berkewajiban untuk bela negara. Bela negara kekinian adalah dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Bela negara perlu diperkuat sesuai Instruksi Presiden Nomer 7 tahun 2018,” katanya.
Menurutnya, ancaman tertinggi ketahanan nasional adalah bencana. Jadi rencana aksi persiapan dini untuk mengurangi resiko bencana. ”Kami berharap, dalam penataan kota dan pembangunan perlu dikonsultasikan ke kami atau pusat study gempa nasional PUTR,” harapnya.
Menguatkan harapan Dewan Ketahanan Nasional, Amin Widodo pakar gempa ITS yang ikut serta kunjungan ini menjelaskan, kenapa setiap gempa di Jepang dampaknya sangat kecil sedangkan di Indonesia dampaknya sangat besar ? Jepang sudah lama melakukan penelitian dan masyarakatnya telah terlatih sejak dini. Potensi gempa di Indonesia sangat besar. Karena ada tiga sesar aktif atau patahan aktif. Gempa tidak dapat diprediksi, dihindari dan dijinakkan. Namun bisa dipelajari dan diminimalisir dampaknya.
Dalam sambutannya, Bupati Sambari menjelaskan tentang kondisi Gresik, termasuk potensi bencana yang ada di Gresik. Bupati mengakui bahwa ada potensi banjir di Gresik yang diakibatkan meluapnya Kali Lamong dan Sungai Bengawan Solo. Namun menurut orang nomor satu di Gresik ini, Pemkab Gresik telah meminimalisir dampaknya.
”Kami sudah menyiapkan semua desa terdampak untuk menjadi desa tangguh bencana. Terutama pada desa yang menjadi langganan banjir. Kami juga sudah membuat tanggul di Desa Cermenlerek yang dulu menjadi langganan banjir, saat ini mulai berkurang,” kata Sambari.
Untuk mengurangi dampak kekeringan, bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya telah membangun seribu sumur bahkan lebih. Sumur-sumur itu dibangun di tiap RW atau pedukuhan. [eri]

Tags: