Dewan Pendidikan Dorong Disdikbud Petakan Proses Sekolah Daring

Prof Dr M Amin

Malang, Bhirawa
Belajar Daring hingga kini masih menjadi pilihan di wilayah Kota Malang. Pasalnya hanya dengan cara ini proses belajar dimasa pandemi bisa berlangsung. Namun, metode pembelajaran Daring ini tidak semuanya bisa berjalan mulus. Ada kendala yang dialami siswa, diantaranya ketersediaan sarana prasarana pendidikan. Untuk di Kota Malang saja, belum semua memiliki jaringan yang memadai. Karena jangkauan internet sangat bergantung dengan letak geografis wilayahnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang (DPKM), Prof Dr HM Amin mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus memantau pemetaan proses sekolah Daring. Disdikbud sudah melakukan pemetaan soal sekolah atau siswa yang dapat menjangkau pembelajaran secara Daring, setengah menjangkau, hingga tidak bisa menjangkau sama sekali. Proses pemetaan ini terus dikawal.
“Pemetaan sekolah itu penting dilakukan. Dengan adanya data hasil pemetaan, maka Disdikbud maupun sekolah dapat mengetahui kendala yang dialami siswa, sehingga solusi kendala itu bisa ditemukan. Kalau semua disamaratakan jelas tidak bisa. Ada siswa yang kesulitan sekolah Daring karena tak mempunyai gadget atau laptop. Ada juga yang sudah punya gadget tapi tidak mempunyai paket internet. Ini harus dicarikan solusi,” papar Prof Amin.
Prof Amin berharap, dalam situasi pandemi Covid 19 seperti saat ini, semua siswa harus mendapatkan layanan pendidikan. Semua siswa tempat tingganya harus terlacak. Kalau memang kondisinya siswa benar – benar tidak bisa mengikuti pembelajaran secara Daring, maka guru bisa melakukan home visit secara berkala namun tetap memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat,” ungkap Prof Amin.
Untuk menunjang pembelajaran secara Daring maka harus ada kebijakan dengan melibatkan komponem masyarakat. Atau kelompok masyarakat yang terdidik untuk mencari solusi terhadap persoalan yang tidak bisa disampaikan secara Daring.
“Tidak semua bisa dilakukan dengan Daring. Pelajaran seperti pembentukan karakter diperlukan tatap muka. Nah ini diperlukan keterlibatan masyarakat setempat,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 5 Malang, Burhanuddin mengungkapkan, selama pandemi Covid 19, proses pembelajaran Daring yang dilakukan SMP di Kota Malang menggunakan berbagai aplikasi mulai dari google meet, zoom, serta media lainnya.
“Kalau di SMPN 5 kami menggunakan aplikasi bernama Enygma. Melalui aplikasi itu, guru bisa langsung menyapa anak-anak. Siswa juga bisa melihat temannya ketika proses pembelajaran Daring berlangsung,” ujar Burhanuddin.
Terkait kendala pembelajaran secara Daring, Burhanuddin mengakui jika kendala memang masih ada. Diantaranya terkait siswa yang belum memiliki media pembelajaran seperti laptop atau telepon seluler. Ada juga yang aplikasinya tidak bisa digunakan di gadget, ada yang kesulitan paket data dan lain-lain. Tetapi proses pembelajaran ini tetap berjalan. [mut]

Tags: