Dewanti Ingin Kota Batu Menjadi Kota Edukasi HAM

Walikota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko, MSi saat membuka Pameran Seni Rupa Ruang Publik Omah Munir di Balaikota Among Tani Kota Batu, Senin (24/6).

Kota Batu, Bhirawa
Kota Batu akan menjadi rujukan edukasi Hak Asasi Manusia (HAM). Walikota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko, MSi menunjukkan eksistensinya untuk mendukung penegakkan HAM di Indonesia dengan memastikan pembangunan Museum HAM Omah Munir yang berlokasi di Kelurahan Sisir Kota Batu dimulai tahun ini. Hal ini disampaikan Walikota saat membuka Pameran Seni Rupa Ruang Publik Omah Munir yang digelar di Balaikota Among Tani Kota Batu, Senin (24/6).
Dewanti mengatakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk hidup di Negeri ini. Dan tahun ini Kota Batu akan menyediakan tempat untuk pendidikan HAM dengan mendirikan Museum HAM Omah Munir. “Museum HAM ini akan dibangun di atas lahan milik Pemkot seluas 2000 meter persegi yang berada di Jl.Sultan Hasan Halim, Kelurahan Sisir,” ujar Dewanti saat membuka pameran seni rupa tentang HAM, Senin (24/6).
Ia menegaskan bahwa pengelolaan Museum HAM Omah Munir ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap HAM. Artinya, pengelolaan museum tidak harus dilakukan oleh Pemkot. Namun Pemkot berjanji akan membantu sepenuhnya dalam pembangunan gedung Museum HAM ini.
Dewanti meminta kepada semua pihak tidak merisaukan lahan pembangunan Museum HAM yang masih berstatus pinjam pakai dari Pemkot. Hal ini bertujuan agar Pemkot lebih mudah untuk melaksanakan pembangunan gedung museum.
“Jika nanti lahannya berstatus hibah maka kita (Pemkot-red) akan kesulitan dalam melaksanakan pembangunan,”jelas Dewanti.
Jika nanti pembangunannya telah rampung, bisa jadi status pinjam pakai ini akan diubah menjadi hibah. Karena dengan adanya Museum HAM ini kelak, tak hanya orang yang ingin berdarmawisata yang datang. Tetai juga ara tokoh dan aktivis HAM Nasional bahkan Internasional.
“Jika tokoh HAM dunia datang ke Museum HAM ini maka Kota Batu akan katut (ikut) mendapat promosi. Jadi akan ada simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan,”tambah Dewanti.
Diketahui, karya seni yang dipamerkan di Balaikota ini merupakan karya terbaik yang menjadi finalis dalam Kompetisi Seni Rupa Ruang Publik Omah Munir. Kompetisi ini digelar oleh Yayasan Museum HAM Omah Munir bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Yayasan Tifa.
“Lebih dari 80 karya yang diterima panitia lomba untuk kemudian dilakukan penjurian sejak Februari- Mei 2019. Dan yang kita pamerkan di Balaikota Batu ini adalah karya- karya yang menjadi finalis,”ujar Mufti Makarimal Ahlaq selaku Ketua Kompetisi Seni Rupa Ruang Publik Omah Munir. Nantinya, kata Mufti, jika Museum HAM Omah Munir ini telah berdiri maka kompetisi dan pameran seni rupa dengan tema besar HAM akan menjadi agenda tahunan. Dan untuk tahun ini, kompetisi seni rupa yang digelar mengambil tema ‘Hak Atas Kehidupan Yang Layak’. [nas]

Tags: