Dianggap Tak Kreatif, Car Free Day – PRMP Tuban Sepi Pengunjung

6-FOTO KAKI hud-Pasar Rakyat Tiam Minggu (2)Tuban, Bhirawa
Tidak banyak inovasi, kegiatan Car Free Day (hari bebas kendaraan) dan pasar rakyat minggu pagi (PRMP) mulai 16 Maret 2014 lalu yang berlokasi Jalan Sunan Kalijaga mulai lesu. Semula sebagian masyarakat Tuban dapat mengais waktu liburnya pada minggu pagi sekaligus bertransaksi berbagai aneka barang kebutuhan maupun makanan yang disediakan pedagang.
Karena monoton, akhirnya omset dan peredaraan uang mulai pukul 06.00-10.00 WIB sebagian besar pedagang yang sebelumnya cukup menggembirakan rata-rata Rp100 juta, mulai menurun seiring dengan berkurangnya pedagang yang ada di jalan Sunan Kalijaga sepanjang 900 meter itu.
“Memag ada pengurangan jumlah pedagang, degan demikian omset atau peredaran uang di sana juga menurun,” Ujar Kepala Seksi Bina Usaha dan Sarana Perdagangan, Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban, Judhi Tresna S (4/6).
Dari data yang dapat dihimpn Bhirawa di Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban menyebutkan, jumlah pedagang yang hingga minggu kemaren masih berjualan di lokasi kurang lebih tersisa 300 pedagang.
Padahal awal pelakaksanaan kegiatan, jumlah pedagang diatas 400, dan harus dibatasi oleh Dinas Perekonomian. “Penurunanya cukup banyak, dari sekitar 400 pedagang, hasil pendataan kegiatan minggu kemaren tinggal sekitar 300 pedagang saja,” sambung Juhdi.
Juhdi  menilai, berkurangnya pedagang di pasar rakyat tersebt disebabkan, tidak semua pedagang  yang mencoba peruntungan dilokasi mampu bersaing dengan pedagang lainya. Apalagi banyak pedagang yang ternyata menjual barang maupun makanan masih satu jenis dengan pedagang lainya (Minim aneka ragam).
“Kami menyadari lah mas, tidak semua pedagang itu memiliki ketangguhan, ada beberap yang sekedar survive (mencoba), tapi ada juga yang masih bertahan. Kami juga sudah sering mengajak pedagang untuk berinovasi dengan daganganya, dan memisah pedagang yang sejenis agar tidak terjadi persamaan di satu titik saja,” jelas Judhi.
Sebelumnya Hasil evaluasi Disperpar pada minggu kedua pelaksanaan Car Free Day, omset satu Unit Usaha dapat dirata-rata mencapai Rp347.000. dengan jumlah pedagang sekitar 400 pedagang, omset keseluruhan mencapai 100 juta lebioh. Secara detil, total transaksi mencapai Rp109.922.000, dengan rincian, Rp81.050.000 omset pedagang makanan, dan Rp28.872.000 omset pedagang non makanan (aneka kebutuhan rumah tangga).
Judhi menghimbau, pedagang yang ada di kawasan car free day tetap menjaga kebersihan dan higienitas barang dagangan kususnya makanan. Serta  selalu berinovasi dalam menyuguhkan apa yang ditawarkan kepada konsumen. “Ini juga salah satu cara agar pelanggan merasa puas, selain itu harga juga harus di siasati, jangan terlalu malah,” katanya.
Sementara sejumlah pedagang saat dikonfirmasi Bhirawa mengungkapkan kalau pola yang dipakai oleh Disperpar monoton dan tidak ada inovasi, oleh karenanya pengunjung juga jenuh untuk kembali datang ke area Car Free Day.
Apalagi sebelum jam yang ditentukan, banyak lalu lalang kendaran didalam area yang akhirnya mengangu pengunjung yang berjalan kaki. “Monoton mas, saya juga mau mundur dari event itu, tidak untung malah lama-lama kalau seperti ini terus jadi buntung usaha saya,” Keluh salah satu pedagang makanan yang tak mau dipublikasikan namanya. [hud]

Caption foto : Salah satu sudut keghiatan Car Free Day (hari bebas kendaraan) dan pasar  rakyat minggu pagi (PRMP) yang semakin sepi pengunjung. (khoirul huda/bhirawa)

Tags: