Dianggap Waktunya Lebih Singkat

Peserta pelatihan operasi fakoelmusifikasi (Phacoemulsification) di Shangri-La Hotel Surabaya, Minggu (28/7/2019). [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Operasi Katarak Teknik Pacho Kini Diminati Dokter Mata)

Surabaya, Bhirawa
Operasi katarak modern fakoelmusifikasi (Phacoemulsification) saat ini menjadi teknik operasi katarak yang banyak digunakan. Sayangnya, sarana dokter untuk mempelajarinya cukup terbatas. Namun demikian, pelatihan operasi dengan teknik phaco ini sangat diminati dokter mata yang belum sempat mendapat materi operasi saat kuliah. Khususnya para dokter yang selama ini praktik di kota-kota kecil.
Direktur Utama Klinik Mata Utama dr Uyik Unari, SpM(K) mengungkapkan, pelatihan teknik Pacho menjadi upaya dokter mata untuk mengupgrade pengetahuan dan kemampuan sesuai teknologi yang berkembang. teknik pacho ini juga memiliki proses yang lebih cepat, baik tindakan dan pemulihan pasien. Namun, fasilitas pembelajaran para dokter masih terbatas.
“Pasien akan merasa lebih nyaman dengan operasi ini, karena tindakannya lebih cepat. kurang dari 15 menit tanpa dijahit. Sebab, sayatan pada operasi ini lebih kecil, yakni kurang lebih 3 milimeter,” urainya di sela pemberian pelatihan operasi fakoelmusifikasi (Phacoemulsification) di Shangri-La Hotel Surabaya, Minggu (28/7) .
Sehingga saat pihaknya mengadakan pelatihan kepada 30 dokter mata dari berbagai kota di Indonesia pesertanya nenbludak. Bahkan antrian pelatihan sudah mencapai tahun 2022. Uyik menerangkan bahwa dokter spesialis mata di Indonesia saat ini butuh waktu, tenaga dan biaya ekstra, untuk mendalami operasi dengan teknik phaco ini. “Karena mereka harus ke luar negeri, seperti India, Singapore hingga Australiam,” katanya.
Upaya menambah ilmu para dokter ini, lanjut Uyik, nantinya akan sangat bermanfaat karena sudah banyak rumah sakit yang bisa menyediakan alat phaco ini. Sayangnya, dokter mata yang mampu mengaplikasikan teknik ini masih terbatas. “Dalam pelatihan ini, setiap dokter didampingi perawat melakukan simulasi operasi dengan teknik Pacho menggunakan mata buatan. Pelatihan ini juga akan menambah kredit keilmuan para dokter kerena didukung Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, kata dia, para dokter akan mempraktikkan teknik operasi pada artificial eye atau mata buatan. Penggunaan mata buatan ini sudah dilakukan sejak 2017 agar mampu memberikan visual paling mendekati dari mata asli.
“Sebelumnya kami pakai mata kambing atau mata babi. Pastinya teksturnya beda lebih lebar dan kenyal. Beda dengan mata buatan Jepang ini yang tingkat kataraknya juga bisa diatur,” pungkasnya.
Sementara, pengurus Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS ), Imam Tiharyo menjelaskan teknik operasi katarak modern ini sudah diterapkan di luar negeri kurang lebih semenjak 10 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia, masih baru didalami.
“Dibandingkan operasi katarak konvensional, teknik phaco bisa langsung dilakukan tindakan operasi. Tidak seperti konvensional yang harus menunggu dahulu hingga mata siap dilakukan operasi. Bahkan untuk pemulihan pasien lebih cepat,” terangnya.
Setelah melalui operasi katarak fakoelmusifikasi (Phacoemulsification), pasien esoknya bisa langsung beraktifitas. Tanpa menunggu terlalu lama dan banyak pantangan.
“Harapannya jumlah dokter mata yang bisa melakukan operasi katarak teknik baru ini bisa bertambah, mengingat pelatihan ini merupakan workshop yang memiliki Satuan Kredit Partisipatif (SKP),” tutupnya. [geh]

Rate this article!
Tags: