Didominasi Perhiasan, Nilai Ekspor Jawa Timur Naik 25,23 Persen

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Nilai ekspor Jawa Timur Oktober 2018 mencapai USD 2,05 miliar atau naik 25,23 persen dibandingkan September 2018. Nilai tersebut dibanding Oktober 2017 naik sebesar 21,26 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Selasa (20/11) mengatakan, barang perhiasan dan bagiannya, dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak merupakan komoditas ekspor dengan nilai tertinggi pada Oktober 2018 sebesar USD 326,13 juta.
Komoditas ini dominan diekspor ke Swiss USD 172,00 juta. Peringkat kedua ditempati oleh minyak petroleum mentah sebesar USD 141,24 juta serta peringkat ketiga adalah sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia dengan nilai sebesar USD 121,52 juta.
Minyak petroleum mentah paling banyak diekspor ke Thailand dengan nilai sebesar USD 95,53 juta sedangkan komoditas sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia paling banyak diekspor ke Korea Selatan sebesar USD 92,23 juta.
Sementara itu persentase penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas katoda dan bagian dari katoda dengan nilai ekspornya mencapai USD 39,30 juta setelah bulan sebelumnya mencapai USD 83,70 juta (turun 53,05 persen). “Namun, barang perhiasan dan bagiannya, dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak mempunyai kontribusi sebesar 15,92 persen dari total ekspor bulan ini,” ujarnya.
Sedangkan, minyak petroleum mentah berperan 6,90 persen. Sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia mempunyai peranan sebesar 5,93 persen dari total ekspor Jawa Timur bulan ini.
Secara kumulatif selama periode Januari-Oktober 2018 komoditas barang perhiasan dan bagiannya, dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak merupakan komoditas ekspor dengan nilai terbesar USD 1.344,22 juta dengan kontribusisebesar 7,80 persen dari total ekspor Jawa Timur selama periode tersebut.
Disusul berikutnya, komoditas sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia dengan nilai mencapai USD 1.244,69 juta atau dengan kontribusi sebesar 7,22 persen.
Untuk Ekspor nonmigas Oktober 2018 mencapai USD 1,89 miliar atau naik 24,95 persen dibandingkan September 2018. Nilai tersebut dibanding Oktober 2017 naik sebesar 18,44persen. Ekspor migas Oktober 2018 mencapai USD 160,26 juta atau naik sebesar 28,66 persen dibandingkan September 2018. Nilai tersebut naik 68,67 persen jika dibanding Oktober 2017.
Secara kumulatif ekspor Januari-Oktober 2018 yang keluar dari Jawa Timur sebesar USD 17,24 miliar atau naik 5,91 persen dibandingkan Januari-Oktober 2017 sebesar USD 16,28 miliar. Golongan barang utama ekspor nonmigas Oktober 2018 adalah Perhiasan/Permata sebesar USD 453,03 juta, disusul oleh Kayu, Barang dari Kayu sebesar USD 140,04 juta dan Lemak & minyak hewan/nabati sebesar USD 118,69 juta.
Negara tujuan ekspor nonmigasterbesarselama Januari-Oktober 2018 adalah Jepang sebesar USD 2.910,01 juta atau dengan peranan 18,06 persen, disusul berikutnya ke Amerika Serikat mencapai USD 2.122,52 juta (13,17 persen), dan ke Tiongkok USD 1.742,90 juta (10,82 persen).
Ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai USD 3.137,89 juta atau dengan kontribusi sebesar 19,48 persen, sementara ekspor nonmigas ke Uni Eropa mencapai USD 1.350,54 juta (8,38 persen). [rac]

Tags: