Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Serahkan 17 Balita Telantar

Kepala UPT PPSAB Sidoarjo, Dwi Antini sedang menyerahkan Balita kepada salah satu pasangan COTA. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam melindungi Balita yang telah diasuh agar tak terlantar untuk kedua kalinya. Sebanyak 17 Balita terlantar yang telah dipelihara dan dirawat Dinas Sosial Propinsi Jatim melalui UPT. PPSAB (Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita) Sidoarjo, pada Selasa (4/12) kemarin telah diserahkan kepada COTA (Calon Orang Tua Asuh).
Ketujuh belas Balita yang telah diadopsi pada angkatan ke XX tahun 2018 ini, ada delapan laki-laki dan sembilan perempuan, mereka berasal dari beberapa kota di Jatim, diantaranya dari Malang, Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Madiun, Probolinggo, Lamongan, Jember, Lumajang, Surabaya, Tulungagung, Trenggalek dan Sidoarjo sendiri.
Kepala UPT PPSAB Sidoarjo, Dra Dwi Antini Sunarsih MSi menjelaskan, dalam proses adopsi ini tidak mudah, ada aturannya, termasuk harus mengacu pada UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang didukung PP 54 tahun 2007, tentang Pengangkatan Anak serta Permensos 110 tahun 2009, tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.
Adapun syarat utama bagi orangtua yang akan mengadopsi, tidak sampai menelantarkan anak-anak ini untuk yang kedua kalinya. Selain itu, faktor ekonomi, termasuk juga kesehatan jiwa, karena jangan sampai di tengah jalan anak-anak ini ditelantarkan lagi orangtua yang tak bertanggungjawab itu. “Dengan kesehatan jiwa, serta rohani tentu saja orangtua manapun akan mewarat anak-anak ini dengan baik,” jelasnya.
Jadi para orangtua yang mengadopsi ini diujicoba selama enam bulan, kita akan melihat perkembangan si anak itu diasuh orangtua angkat seperti apa. ”Kalau perawatannya baik, bahkan semakin baik, maka akan dilakukan tahap berikutnya, yakni mengajukan ke Tim PIPA (Pertimbangan Izin Pengangkatan Anak) untuk mendapatkan rekomendasi, sebagai ditindaklanjut ke pengadilan SK pengangkatan secara sah,” pungkas Dwi Antini.
Usai menerima penyerahan CAA (Calon Anak Asuh), salah satu COTA Tri Puspawijaya (50) yang berpasangan dengan Khohimah (40) asal Banyuwangi ini sangat merasa senang, karena sudah melakukan rumah tangga selama 15 tahun belum dikaruniai seorang anak.
Menurutnya, proses melakukan pengenalan dan adaptasi dengan CAA Wistara Wilasa Wijaya (4 bulan) ini juga tidak terlalu lama, begitu berkunjung ke PPSAB dan mengetahui si Balita itu hati ini langsung ‘klik’. Itupun prosesnya hanya sebulan, dan langsung bisa adaptasi, baik dari kita maupun si anak sendiri juga langsung cocok. [ach]

Tags: