Dindik Tegaskan Boarding School Tetap Lakukan Pelayanan

Kepala Cabdindik Jatim mengikuti rapat koordinasi ‘Antisipasi dan Pencegahan Covid 19’ oleh Dindik Jatim, Senin (16/3).

Cegah Covid 19, Sekolah Diminta Jalankan Protokol Kesehatan
Dindik Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi, mengeluarkan kebijakan khusus untuk pendidikan boarding school di Jawa Timur. Sebab, ada empat lembaga pendidikan berbasis boarding school yang dimiliki Pemprov Jawa Timur. Yaitu SMAN Taruna Nala Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri dan SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi.
Terkait hal ini, Wahid menegaskan, jika satuan pendidikan tetap memberikan pelayanan sesuai dengan standart harian. Kebijakan ini berlaku bagi para siswa yang memilih untuk tetap tinggal di lingkungan asrama sekolah.
“Di SMA Taruna banyak siswanya yang berasal dari berbagai daerah. Bagi siswa yang pulang mereka akan mengikuti proses pembelajaran secara daring. Tapi yang tidak pulang, kami minta sekolah untuk tetap memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar harian,” ungkap Wahid usai mengisi rapat koordinasi dalam menanggapi pencegahan penyebaran Covid 19 dengan Kepala Cabang Dindik Jatim, Senin (16/3).
Dengan catatan, lanjutnya, sekolah tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk menjamin kebersihan dan kesehatan di sekolah. Minimal di semua sekolah menyediakan keran air untuk mencuci bersih kedua tangan.
“Tak hanya itu tempat cuci tangan juga harus dilengkapi sabun dan menyediakan hand-sanitezer yang ada disetiap kelas. Kami juga meminta sekolah juga pesantren untuk menggunakan petugas yang terampil mejalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang sesuai untuk keperluan,” tambah dia.
Kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19 juga berlaku bagi pendidikan di wilayah kewenangan Kementerian Agama. Dijelaskan Wahid, imbauan kepada instansi vertikal dari Gubernur Jawa Timur telah disikapi Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur. Pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk Madrasah Aliyah (MA) agar melakukan proses pembelajaran dari rumah.
“Sedangkan untuk pondok pesantren kebijakannya diserahkan kepada pengasuh pesantren. Namun pengasuh pesantren juga harus menjamin para santri yang tetap berada di pesantren agar terjaga dari Virus Corona ini,” papar dia.
Terkait kebijakan bagi siswa inklusi di jenjang SMA/SMK, Wahid menuturkan, jika sekolah tetap bisa memberikan pelayanan terapis dan pemeriksaan setiap hari. Seperti hari-hari sebelumnya.
“Pendidikan layanan khusus seperti SMANOR (SMA Olah Raga), kalau misalnya mereka butuh latihan harian karena akan menghadapi event tertentu juga dipersilahkan melakukan kegiatan nya sepeti hari – hari normal,” tandasnya.

SMAM X Surabaya Terapkan Home Visit Bagi Siswa Inklusi
Sementara itu, Waka Humas SMAM X Surabaya, Suardi menuturkan, sebagai sekolah inklusi, kebijakan pembelajaran di rumah untuk pencegahan penyebaran Covid-19 tidaklah begitu berdampak bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya. Pasalnya, baik siswa reguler atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) saat ini tengah menjalankan ujian berbasis festival tengah semester. Di mana setiap materinya membuat presentasi dan produk.
“Termasuk bagi anak inklusi juga berupa praktek kemandirian dan kreativitas. Modelnya disetorkan online melalui email dan aplikasi e-learning sekolah,” urainya, Senin (16/3).
Untuk terapis, Suardi menjelaskan, jika hal ini tergantung dengan suasana hati para siswa inklusi. Total ada 35 siswa yang kini menjalankan belajar di rumah. Empat siswa diantaranya mengikuti kegiatan UNBK. Kendati begitu pihaknya juga menerapkan sistem home visit sebagai bentuk kontroling siswa ABK dan terapis. Juga tetap melanjutkan pemantapan persiapan UNBK dengan menggunakan sistem e-learning.
“Kita tetap melakukan pembelajaran seperti biasa. Tapi dengan menggunakan sistem e-learning sampai menunggu instruksi lagi dari Dinas Pendidikan Jatim,” pungkasnya. [ina]

Tags: