Tulungagung, Bhirawa
Empat tahun silam, gedung Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tulungagung terlihat sangat sederhana. Namun, setelah dipugar serta dibangun gedung yang terletak di Jalan Ki Mangun Sarkoro No 29 Tulungagung ini berubah menjadi megah nan cantik.
Kini bangunan gedung berlantai tiga yang dibiayai dari dana pemeliharaan gedung tersebut enak dipandang mata. Bangunan Gedung yang megah nan cantik hanyalah sebuah prasarana belaka, akan tetapi yang lebih utama adalah bagaimana upaya peningkatan kinerja aparatur serta kedisiplinan dalam pelayanan.
”Peningkatan kinerja aparatur dan kedisiplinan dalam pelayanan serta meningkatkan professionalime guru adalah tujuan utama kami. Untuk itu, sosialisasi dengan mendatangi guru di sekolah pun sering kami lakukan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Tulungagung-Suharno MPd, MM, kepada Bhirawa, kemarin.
Menurut Suharno yang juga Ketua PGRI Tulungagung ini, saat ini pihak sekolah-sekolah pun rajin mengadakan exstra kurikuler yang bermuara antisipasi kegiatan negatif siswa siswi pada jam-jam luar sekolah . Kegiatan exstra kurikuler, yakni diterapkan mulai dari siswa siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka, para siswa, dibina serta diajak melestarikan Seni Budaya yang ada di ‘Kota Marmer’ dan nyaris ‘tertinggalkan’ oleh generasi penerus bangsa ini.
”Diera kepemimpinan SahTo (Bupati Syahri Mulyo-Wabup Maryoto Birowo, red) dengan semboyannya Ayem Tentrm Mulyo Lan Tinito, beliaunya menginkan seni budaya yang ada di Tulungagung supaya dilestarikan. Jadi, kami pun harus merespon positif serta harus menjalankan amanah itu,” paparnya.
Masih kata Suharno, saat ini mereka para siswa siswi yang berhasil dibina para guru-guru dalam hal seni budaya, yakni seni Jaranan Senterewe, seni Tayuban, seni Tiban serta Reog Kendang itu berbuah positif pula.
Terbukti, dari empat seni budaya yang digabung menjadi satu hasil rajutan Dindik Tulungagung mempu menghipnotis para undangan dalam acara Konfrensi Kerja Nasional I Tahun 2014 PGRI Masa Bakti XXI 2013-2018 di Garden Palace Hotel Surabaya pada 25 Januari 2014, lalu.
”Saat Konfrensi Kerja PGRI di Surabaya bulan lalu itu rajutan empat seni budaya mendapat kehormatan tampil dalam pembukaan konfrensi. Alhamdulillah, bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Gubernur Jatim dan Ketua Umum PGRI menganggap busana serta penampilannya sangat bagus dan layak jual,” ujar Suharno.
Selain itu, lanjutnya, berbagai hal positif dari hasil konfrensi tentunya menjadi pembelajaran tersendiri bagi Dindik Tulungagung, diantaranya sebuah petuah dari Gubernur Jatim-Pakde Karwo.
”Pastinya banyak hal positif yang kami dapat dalam konfrensi itu. Dan, semua itu pastinya modal bagi kami demi memajukan dunia pendidikan di Tulungagung kedepannya semakin lebih baik lagi ,” imbuhnya. [adi]