Dinsos Jatim Segera Evaluasi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Kepala Dinsos Jatim, Dr Sukesi Apt Mars memberikan taliasih dari ABPN dan APBD selama 4 bulan sebesar Rp 2.4 juta dan kain baju seragam TKSK plus atribut serta kain batik TKSK secara simbolis pada koordinator TKSK Jatim, Nur Soleh.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Sosial (Dinsos) Jatim selaku unsur pembina TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) di tingkat Provinsi dan kabupaten /kota akan segera melakukan evaluasi terhadap kondisi kerja TKSK.
Sebab, Kadinsos Jatim, Dr Sukesi Apt Mars akhir-akhir ini sering menerima laporan tentang berbagai permasalahan TKSK, terutama adanya pergantian personil TKSK. Apalagi pergantian itu tidak melalui proses seleksi dari kecamatan/kabupaten/kota, serta tidak sesuai permensos nomor 24 tahun 2013.
Selain itu, ada permasalah lain yaitu ada beberapa oknum yang kinerjanya tidak bagus dan laporannya tidak tepat waktu, tapi masih mengharapkan tali asih. “Semua masalah itu bisa mencoreng citra pelaksanaan tugas TKSK yang selama ini sudah bagus. TKSK yang seperti ini, sebaiknya mengundurkan diri secara prosedural, sehingga tidak berdampak pada carut marutnya birokrasi,” tegas Sukesi dalam penyerahan Tali Asih TKSK, di halaman kantor Dinsos Jatim, kemarin.
Menurutnya, TKSK yang bermasalah akan mempersulit administrasi dan juga menimbulkan rasa cemburu bagi TKSK lainnya yang merasa aktif bertugas. Kedepan, lanjut Sukesi, dalam rangka pembinaan TKSK maka ada proses rekrutmen untuk menggantikan TKSK yang mengundurkan diri karena permintaan sendiri maupun karena diberhentikan.
Selanjutnya, mereka itu akan digantikan dengan calon TKSK yang memiliki komitmen terhadap nilai dasar kesetiakawanan sosial, yang ditunjukan dengan kegiatan suka membantu orang lain yang kurang beruntung, kesusahan, atau ketimpa musibah. “Dari pada memiliki tingkat pendidikan tinggi namun memiliki semangat pengabdian yang rendah,” katanya.
Untuk peningkatan kualitas SDM TKSK, rencananya dilakukan melalui pelatihan dasar dan khusus yang diadakan baik Dinsos Jatim dan kabupaten/kota, maupun pelibatan kedalam berbagai pelatihan yang dilakukan pihak lain, serta magang dan studi banding.
Dalam peningkatan kemampuan profesionalitas TKSK, melalui peningkatan intensitas komunikasi untuk membicarakan persoalan tugas maupun pribadi, melalui pemanfaatan media teknologi komunikasi maupun pertemuan langsung, sehingga berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi dapat segera ditemukan solusinya.
Selain itu, diberikannya kewenangan tertentu pada TKSK dalam pelaksanaan tugas tertentu. Misalkan saja, diberikan tugas dan kewenangan sebagai koordinator pembebasan psikotik, korban pasung, dan lainnya.
“Harapannya, semua upaya itu akan memunculkan pembelajaran menuju kedewasaan dan kematangan pribadi TKSK,” katanya didampingi Kabid Pemberdayaan Sosial, Drs Tajul Falah MSi.
Terkait pemberian akses dan stimulasi, lanjut Sukesi, dengan cara memberikan fasilitasi terhadap kebutuhan mereka, dan juga tambahan dari tali asih yang selama ini diterima dari APBN sebesar Rp 500 ribu.
“Alhamdulillah tahun ini ada tambahan dari APBD sebesar Rp 100 ribu, dna tahun depan Insha Allah bertambah menjadi Rp 500 ribu dan ada tambahan Rp 1 juta pada Januari mendatang,” katanya.
Dalam apel siaga TKSK kali ini, diberikan taliasih dari ABPN dan APBD selama 4 bulan sebesar Rp 2.4 juta dan kain baju seragam TKSK plus atribut serta kain batik TKSK.
Sementara, Nur Soleh selaku Koordinator TKSK Jatim mengaku, permasalahan yang ada di TKSK memang tidak mudah. Diantaranya diakibatkan kurangnya perhatian dari kabupaten/kota ataupun kejenuhan dari masing-masing TKSK.
“Untuk itu, TKSK harus diberikan penyegaran dan digugah kembali semangatnya. Kedepan juga rencananya akan ada program untuk meningkatkan kembali kualitas TKSK di Jatim,” katanya menambahkan dirinya juga mencoba membuat sistem koordinasi berbasis aplikasi untuk memudahkan berkomunikasi antar TKSK. [rac]

Tags: