Direktur PDAM Sidoarjo Lebih Cocok dari Internal

jayadi (1)Sidoarjo, Bhirawa
Direktur PDAM Sidoarjo, Djajadi SH, segera memasuki masa pension per Juli 2014. Djajadi berpendapat, walau untuk mengisi penggantinya nanti akan dilakukan dengan cara fit and proper test, namun sebaiknya calon-calonnya dari internal sendiri.
Menurut pertimbangan Djajadi, mereka sudah ahli di bidangnya, pengalaman dan sudah tahu seluk beluknya pekerjaan di PDAM. Mereka tak perlu belajar lagi sehingga begitu memimpim PDAM bisa langsung start.
”Istilahnya mereka bisa langsung mempercepat pekerjaannya, tak ada istilahnya masa transisi, masa pembelajaran dulu, masa orientasi. Dan semua itu tak perlu,” kata Djajadi, ditemui disela-sela usai memimpin apel pagi karyawan PDAM Sidoarjo, Senin (3/3) kemarin.
Selain itu, kalau pimpinannya dalam sendiri akan lebih efisien dari sisi cost. Karena kalau dari luar, butuh dana besar untuk keperluan biaya pension, sebab bisa mencapai miliaran.
Dalam peraturan Mendagri, lanjut Djajadi yang memimpin PDAM Sidoarjo Selama dua periode itu, juga dijelaskan, salah satu syarat Direktur di PDAM, harus mempunyai sertifikat manajemen air minum dan harus punya pengalaman mengelolah PDAM.
”Ini yang kita perlukan, karena kini sekitar 70% PDAM di Indonesia kondisinya sedang tidak sehat, karena dipimpin oleh orang-orang yang bukan ahlinya,” tegasnya.
Dari sekitar 425 PDAM yang ada di Indonesia, yang sehat hanya 30%. Alhamdulilah itu termasuk PDAM Sidorjo. Kalau PDAM dipimpin orang yang bukan ahlinya, maka untuk belajar saja harus dibutuhkan waktu sekitar dua tahun. Padahal dua tahun itupun belum tentu menguasi. Apalagi kini, kata Djajadi, banyak sekali kebijakan di bawah yakni di cabang-cabang PDAM. Bisa-bisa mereka yang bukan ahlinya tak faham.
”Sehingga bagaimana bisa membuat kebijakan untuk pelayanan dan strategi kalau tidak mengerti,” katanya.
Untuk  menjabat di PDAM kata Djajadi hanya 4 tahun. Kalau untuk belajar dibutuhkan waktu dua tahun, maka jadi hanya tinggal dua tahun sisanya untuk memimpin. Menurut pengalamannya selama bekerja dari bawah, di PDAM Sidoarjo ini sejak 1983, perkembangan PDAM Sidoarjo ada kemajuan justru ketika masa kepemimpinan direktur utamanya berasal dari dalam sendiri.
”Saya bukan mengatakan jajaran saya saat ini lebih baik, namun biarlah masyarakat Sidoarjo yang membandingkan pelayanan PDAM saat ini dengan  sebelumnya saat Dirut dari luar PDAM semua,” ujarnya.
Djajadi bersyukur, selama dua periode memimpin mulai 2006-2014, PDAM Sidoarjo Djajadi, mampu menjadi PDAM percontohan di Jatim bahkan Nasional. Bahkan selama memimpim PDAM Sidoarjo, penghargaan dari Australia dan USA telah didapat. Yakni tentang pelayanan public terhadap  masyarakat miskin untuk mendapatkan air bersih. [ali]

Tags: