Disbun Jatim Optimis Produksi Gula Naik 1,46 Persen

23-petani-tebuPemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim optimis kalau produksi gula pada tahun ini lebih tinggi tipis dibandingkan tahun sebelumnya. Diprediksikan tahun ini, produksi bisa mencapai 1,246 juta ton dengan taksasi sebesar 1,392 juta ton atau naik 1,46 persen.
Kepala Disbun Jatim Ir Samsul Arifien MMA mengatakan,  kenaikan produksi ini dikarenakan berbagai upaya yang telah dilakukan sejak tahun 2013 lalu, diantaranya penataan varietas, kegiatan bongkar ratoon dari 28 ribu hektar mencapai 40 ribu hektar, perluasan lahan sampai 214 ribu hektar dan tahun ini ada tambahan 217 ribu hektar
“Adanya perluasan areal lahan naik, dan bantuan intensifikasi berupa pupuk, hingga adanya varietas unggul. Seharusnya kita bisa mencapai 1,4 juta, namun angka optimisnya 1,2 juta itu,” katanya, Kamis (22/5).
Samsul mengatakan, jika dihitung maka secara nasional nantinya produksinya bisa mencapai 2,9 juta ton. Jumlah ini sudah masuk dalam swasembada konsumsi gula. “Jadi jumlah itu tidak termasuk gula rafinasi. Tapi gula yang dikonsumsi masyarakat,” katanya.
Mengenai prediksi rendemen, lanjut Samsul, diperkirakan mencapai 8,04. Sedangkan tahun lalu rendemen masih 7,4. “Memang cuaca masih mempengaruhi rendemen. Namun, adanya varietas baru mungkin nanti akan meningkat. Ke depan juga akan ada varietas baru khusus Madura” ujarnya.
Disisi lain, lanjutnya, saat ini masih ada kendala ketika menjelang proses giling berlangsung. Sebab stok gula Jatim masih cukup banyak, sekitar 480 ribu ton. Padahal, jumlah itu semestinya untuk kebutuhan Indonesia bagian timur.
Sayangnya, di wilayah tersebut gula konsumsi asal Jatim harus bersaing dengan gula rafinasi yang harganya lebih murah. Padahal gula rafinasi tersebut tidak boleh dikonsumsi dan hanya diperuntukkan bagi pabrikan makanan dan minuman.
Terkait dengan HPP gula, Samsul menjelaskan, kalau harga telah ditetapkan sebesar Rp 8.250 dari harga sebelumnya Rp 8.100. Kenaikan HPP gula dinilai petani sangat berat. Sebab hitungan petani, nilai HPP bisa mencapai Rp 10.000 lebih. Sebelumnya juga pernah diusulkan menjadi Rp 9500. “HPP yang telah ditetapkan itu, salah satu pertimbangannya melihat kemampuan masyarakat membeli gula,” katanya. [rac]

Tags: