Dishub Jatim Minta Daerah Siapkan Jalur Alternatif

jalur-alternatif-arus-mudik-roda-dua-dan-mobil-pribadi.Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim, meminta Dishub kabupaten/kota untuk menyiapkan jalur alternatif saat arus mudik dan balik lebaran 1435 H nanti. Jalur alternatif ini dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kemacetan panjang di jalur utama.
“Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, selalu ada titik-titik kemacetan saat puncak arus mudik dan balik. Oleh karena itu, jalan alternatif ini tetap diperlukan meski jarak tempuhnya menjadi lebih jauh,” kata Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim, Ir Wahid Wahyudi MT, dikonfirmasi, Minggu (29/6).
Berdasarkan catatan Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim, baik dijalur utara, tengah dan selatan ada beberapa titik rawan macet yang harus diwaspadai pemudik. Penyebabnya mulai dari pasar tumpah, jalan menyempit hingga adanya jalur sebidang kereta api yang meharuskan pengendara motor maupun mobil memperlambat laju kendaraannya.
Seperti di jalur utara Surabaya – Lamongan – Tuban – Babat, tepatnya di Jalan Raya Duduk Sampean KM 33 – 34 terjadi penyempitan jalan dari empat lajur menjadi dua lajur. Meski penyempijan jalan tersebut tak terlalu panjang, tapi mampu menyumbang kemacetan yang sangat parah hingga mencapai tiga kilometer saat jam-jam tertentu.
Di Jalur ini, selain penyempitan jalan juga ada perempatan yang cukup ramai. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya traffic light yang mengatur arus lalu lintas. Sehingga dibantu ‘polisi cepek’ yang mengatur lalu lintas, jika tidak ada polisi yang mengaturnya.
“Saat ini sedang puncak-puncaknya kemacetan. Sebab sekarang ada perbaikan jalan juga disana (Duduk Sampean). Kita harapkan perbaikan jalan itu segera selesai. Dari informasi yang kita dapat, untuk upaya pelebaran jalan sudah dilakukan, namun masih terganjal ada 90 rumah dari 300 rumah yang belum dapat dibebaskan,” ungkapnya.
Selain di Duduk Sampean, rawan macet juga terjadi di Kota Lamongan yang disebabkan adanya dua perlintasan sebidang kereta api. Jika kereta api melintas, akan terjadi kemacetan yang cukup panjang. Apalagi jalur kereta api ini semakin ramai setelah doble track mulai diberlakukan.
Untuk jalur tengah Surabaya – Mojokerto – Madiun – Magetan – Ngawi, juga ada beberapa titik kemacetan yang cukup parah. Diantaranya, simpang Medaeng – Kletek yang disebabkan volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan.
Kemudian simpang Kenanten Mojokerto yang disebabkan arus lalu lintas yang padat dan adanya penyempitan jalan. Lalu, di simpang empat Mengkreng penyebab kemacetan dikarenakan arus volume lalu lintas melebihi kapasitas, ada perlintasn kereta api, jembatan menyempit dan pedagang kaki lima.
Sementara di jalur selatan Surabaya – Malang – Blitar – Tulungagung, beberapa titik rawan kemacetan  terjadi di pertigaan Gempol lama, Kejapanan, simpang empat patung karapan sapi Pandaan, Purwosari – Lawang – Singosari – Karanglo – Malang – Kepanjen.
Penyebab kemacetan di jalur ini disebabkan volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, crossing dan adanya pasar yang terkadang kendaraan yang berhenti dipinggir jalan. “Selain daerah itu, juga masih banyak titik rawan kemacetan baik jurusan Surabaya – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi, Surabaya – Bangkalan – Sumenep dan lain-lain,” pungkasnya. [iib]

Keterangan Foto : Pemerintah Provinsi Jawa Timur jelang arus mudik lebaran 1434 Hijriyah tahun ini memberikan ruas jalur alternatif bagi pemudik.

Tags: