Dishubkominfo Tertibkan Parkir di Museum Angkut

Pulau jalan di Jl.Sultan Agung yang keberadaannya diprotes para sopir angkota.

Pulau jalan di Jl.Sultan Agung yang keberadaannya diprotes para sopir angkota.

Batu, Bhirawa
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Batu  terus berupaya untuk mengurai kemacetan yang ada di kota wisata tersebut. Salah upaya yang dilakukan adalah dengan memasang rambu-rambu larangan parkir di masing-masing pojok jalan. Selama ini, wisawatan yang berkunjung ke Museum Angkut memarkir kendaraan di tepi jalan hingga menyebabkan macet.
“Langkah kami adalah memasang rambu-rambu larang parkir di sekitar sana. Masalah tikungan nanti dirapatkan dengan forum lalu lintas. Kami juga akan meminta lagi kepada pihak Museum Angkut supaya kendaraan besar wisatawan diparkir di lahan parkir Jatim Park 1, nanti dari Jatim Park 1 bisa naik odong-odong. Jadi bus tidak lalu lalang di jalan besar,” ujar Teguh, Kamis (10/7)
Ia menyatakan, sebenarnya dulu rencana penambahan taman tengah jalan tidak panjang seperti itu, menjorok ke depan, tujuannya supaya dari bawah tidak ke atas saja. “Tapi sekarang sudah seperti itu, mau bagaimana lagi,” katanya
Sementara, para sopir angkutan kota (angkot) memprotes kemacetan yang seringkali terjadi di tikungan Jl Sultan Agung berbatasan dengan Jl Abdul Gani Kota Batu. Di jalan tersebut seringkali terjadi antrian kendaraan wisatawan yang mau masuk ke parkir Museum Angkut.
Atas protes para sopir angkot, Ketua Paguyuban Angkot Kota Batu, Heri Junaedi telah mengirimkan surat protes kepada Dishubkominfo dan Polresta Batu beberapa hari lalu.
Isi surat itu, kata Heri terkait bentuk taman tengah jalan di Jl Sultan Agung yang membuat sulit kendaraan berputar dari Jl Sultan Agung sebelah selatan menuju Jl Abdul Gani bawah. Penambahan taman memotong Jl Abdul Gani atas dan bawah membuat kemacetan panjang pada hari libur. Di samping juga pada hari libur banyak antrian kendaraan wisatawan yang mau masuk ke Museum Angkut.
Ada dua jenis sopir angkot yang memprotes kemacetan itu. kata Heri, mereka adalah sopir angkot jurusan Batu-Selecta ada 70 armada dan Batu-Ngantang ada 60 armada. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 60 menit untuk lepas dari kemacetan.  ”Kondisi seperti ini merugikan para sopir angkot. Bahan bakar dan waktu terbuang sia-sia,” tukas Heri. [nas]

Tags: