Disnakertransduk Inginkan JMF Serentak se-Jatim

img010 [blk]Disnakertransduk Jatim, Bhirawa
Susksesnya penyelenggaraan Bursa Kerja atau Job Market Fair (JMF) Jatim akan dikembangkan dengan mengajak beberapa pemerinta kabupaten /kota pada penyelenggaraan tahun depan. Disnaketransduk Jatim siap menggelar JMF secara serentak dengan Pemkab/pemkot yang bersedia.
Nantinya, setiap tahunnya diharapkan tercipta Hari Bursa Kerja atau Hari Pasar Kerja.
Kepala Disnakertransduk Jatim, Dr Edi Purwinarto berharap, terlaksananya JMF secara serentak akan lebih membuka peluang pencari kerja untuk bisa mendapatkan pekerjaan.
“Saya ingin kegiatan JMF ini bisa serentak dilaksanakan dengan Pemkab/pemkot. Apalagi, kegiatannya berlangsung ketika usai penerimaan ijasah pendidikan setelah lulus. Sehingga, perusahaan yang menerima tenaga kerja yang fresh,” katanya, Rabu (4/6).
Pameran bursa kerja ini dilaksanakan Disnaklertransduk sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan. Jawa Timur . Diharapokan dengan JMF nisa menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim. Dalam hal ini, target penurunan TPT 2014, sebesar 4,23 persen. Posisi saat ini TPT masih 4,02 persen.
“Sebenarnya apa yang telah dicapai tahun ini sudah mencapai target. Tapi bukan target yang dipikirkan tapi terus melakukan upaya menurunkan jumlah TPT,” katanya.
Sebelumnya, dari data proyeksi BPS Jatim tahun 2013, berpenduduk 38.363.200 jiwa dengan rincian sebanyak 18.925.000 orang  laki-laki dan sebanyak 19.438.000 orang perempuan. Di sisi lain kondisi ketenagakerjaan di Jatim menurut data terbaru BPS per pebruari 2014, jumlah angkatan kerja sebanyak 20.717.770 orang, jika dibanding per agustus  2013 jumlah tersebut mengalami kenaikan 285.320 orang atau naik 255.570 orang jika dibanding per pebruari 2013.
Sementara, jumlah yang bekerja per pebruari 2014 sebanyak  19.885.390 orang atau naik 331.480 orang jika dibanding per agustus 2013 atau naik 231.540 orang per pebruari 2013. Sedangkan jumlah penganggur di jatim per pebruari 2014 sebanyak 832.380 orang (4.02%) atau TPT turun 0.28%  dibanding per agustus 2013. jika dibanding per pebruari 2013, TPT di Jatim  bertambah sedikit sebanyak 0.07%.
Menurutnya, gambaran data BPS di atas, secara umum menunjukan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan di Jatim yang ditunjukan atas bertambahnya kesempatan kerja dan penurunan TPT di Jatimr. Akan tetapi, katanya, patut mendapat perhatian  bersama adalah kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang sudah bekerja selain tambahan kualitas angkatan kerja baru dari dunia pendidikan yang akan masuk pasar kerja.
Faktor lainnya, tambahnya, adalah kondisi hubungan industrial untuk bisa dijaga agar tidak berdampak terhadap penambahan jumlah penganggur. Di sisi lain, data BPS per pebruari 2014 berdasarkan struktur tenaga kerja, penyerapan tertinggi tenaga kerja di Jatim masih di sektor pertanian (36.86%), perdagangan (21.78%), industri (14.30%) dan jasa kemasyarakatan (14.24%).
Selain itu, lanjutnya, berdasar status pekerjaan, jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan  formal dengan katagori berusaha dibantu buruh tetap dan katagori buruh atau karyawan sebanyak 6.82 juta orang (34.29%) naik sebanyak 298.670 orang dibanding Agustus 2013. Sementara, sisanya sebanyak 13.07 juta orang (65.71%) bekerja pada kegiatan informal.
“Berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Jawa Timur ada pada sektor perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi dan jasa kemasyarakatan,” tuturnya.
Untuk itu, kata Sukardi, perlu diperkuat kebijakan pendukung sektor pertanian yang menitikberatkan pembangunan pada pertanian on farm dengan banyak menggunakan pendekatan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas produk pangan dan sektor lainnya yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam mewujudkan visi RPJMD tahun 2014-2019 menuju terwujudnya Jatim lebih sejahtera, berkeadilan, mandiri, berdaya saing dan berakhlak maka beberapa upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, dilakukan melalui peningkatan partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan hubungan industrial yang harmonis.
Khusus pembangunan sektor ketenagakerjaan, katanya, perlu dilakukan secara holistik dan terpadu, dimulai dari sinergitas antara program hulu di dunia pendidikan dan program hilir di dunia kerja. Di samping itu, pembangunan ketenagakerjaan ditujukan pula pada upaya-upaya peningkatan ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja serta penciptaan lapangan kerja dalam rangka optimalisasi penempatan di sektor formal dan pembentukan wirausaha baru di sektor informal, baik di pasar dalam negeri maupun ke luar negeri.
“Pemerintah juga mendorong peran serta perusahaan untuk memberikan kesempatan magang kerja sebagai bentuk latihan ketrampilan bagi pencari kerja sebelum masuk dunia kerja,” katanya.
Dengan berbagai upaya di atas, dia mengharapkan, Jatim mampu menurunkan tingkat pengangguran dan memiliki kesiapan memasuki pasar bebas asean (asean economic community) di tahun 2015. “Kita sadar masyarakat sangat membutuhkan upaya penyediaan lapangan kerja, yang tidak saja banyak,  namun berkualitas, produktif  juga layak dari segi kesejahteraan,” paparnya.  [rac]

Tags: