Dispendik Gelar Penulisan Buku Cerita Rakyat Daerah

Dispendik gelar penulisan buku cerita rakyat daerah. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Upaya menunjang literasi di Kabupaten Probolinggo, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo menggelar penulisan buku cerita rakyat daerah di Ruang Pertemuan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kraksaan, selanjutnya dilaksanakan penyusunan mulok Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, Rabu (20/10).
Literasi diikuti 48 orang guru yang dipilih setiap Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, masing – masing korwil mengirimkan dua orang guru. Para peserta mendapatkan materi tentang teknik penulisan dan tahapan – tahapan menulis dari narasumber Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Dispendik Kabupaten Probolinggo, Like Lidyawati, serta tiga orang dari Pengawas yakni HA Fathorrasi, Siti Husnul Khotimah dan Suwanto.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi melalui Kepala Bidang Pembinaan SD, Sri Agus Indariyati mengatakan, literasi ini bertujuan meningkatkan profesi guru dalam penulisan dan karya ilmiah, serta mengembangkan nilai budaya dan karakteristik yang ada di Kabupaten Probolinggo agar lebih dikenal khalayak di luar Kabupaten Probolinggo.
“Selain mengangkat cerita/legenda daerah asal/daerah setempat sehingga bisa tahu asal usul daerah di masing – masing wilayah Kabupaten Probolinggo, menumbuhkan minat baca/literasi bagi siswa SD, serta memfasilitasi minat bakat/hobby guru yang suka menulis agar mengekspresikan karyanya dalam bentuk buku,” katanya.
Sri Agus Indariyati menerangkan, literasi ini berkembang yang awalnya hanya menghasilkan 24 cerita legenda dari desa setempat, akhirnya menjadi 48 karya yang dihasilkan para guru dalam kegiatan temu penulis.
“Luar biasa antusias dari para guru untuk mengikuti literasi dan ini akan menjadi agenda kami setiap tahun, untuk menghasilkan karya guru untuk literasi penulisan. Semoga kegiatan ini mampu meningkatkan minat baca/literasi bagi siswa dan bagi guru meningkatkan kinerja melalui kegiatan menulis menyusun modul serta menyusun karya ilmiah,” tuturnya.
Selain dilaksanakan penyusunan muatan lokal (mulok) Bahasa Jawa dan Bahasa Madura selama tiga hari mulai Senin hingga Kamis (18-21). Literasi ini diikuti 120 guru kelas dan dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda, dan masing – masing diikuti 60 orang guru kelas. Untuk Mulok Bahasa Jawa dilaksanakan di SDN Dringu Kecamatan Dringu dan Mulok Bahasa Madura dilaksanakan di SDN Jabungsisir 1 Kecamatan Paiton.
Para guru kelas ini mendapatkan materi tentang kebijakan Dispendik tentang mulok Kabupaten Probolinggo dari Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Dispendik Kabupaten Probolinggo, Like Lidyawati, penyusunan KI dan KD dari Ketua Tim Literasi, HA Fathurrosi, serta perangkat pembelajaran dari narasumber Masyuri dan penyusunan modul mengajar dari narasumber Maryadi.
Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar, Like Lidyawati mengatakan, literasi ini bertujuan agar guru dapat mengembangkan ide kreatif dan memasukkan bagian dari budaya, kultur masing – masing daerah di Kabupaten Probolinggo supaya tidak punah dan tetap eksis.
“Harapannya sekolah mampu memberdayakan guru agar mengembangkan dan tetap membudayakan bahasa ibu yang sudah kental dengan siswa kita agar tidak punah. Mengingat uniknya bahasa daerah yang sudah menjadi ciri khas baik logat, dialeg dan cara bertutur yang santun,” katanya.
Like juga menjelaskan, guru harus mampu dan mau mengimplementasikn mulok ini dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) minimal 2 Jam Pembelajaran (JP) dalam seminggu. Kini para guru berlatih menyusun bahan ajar dan modul pembelarannya, bertujuan mampu menjadi seperangkat mengajar khusus pada Bahasa Jawa dan Bahasa Madura Kabupaten Probolinggo. [wap]

Tags: