Disusun Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba

Rapat koordinasi pembentukan Tim Koordinasi Terpadu Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Jawa Timur yang digelar Bakesbangpol Jatim selama dua hari mulai Rabu (27/11) sampai Kamis (28/11). [gatot/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemerintah daerah di seluruh Jawa Timur bersepakat untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dengan bekerjasama dengan semua unsur baik Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kepolisian.
Optimalisasi upaya kerjasama pencegahan narkoba ini dikuatkan dalam rapat koordinasi pembentukan Tim Koordinasi Terpadu Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Jawa Timur yang digelar Bakesbangpol Jatim selam dua hari mulai Rabu (27/11) sampai Kamis (28/11).
Kabid Kewaspadaan Bakesbangpol Jatim Eddy Supriyanto SSTP, MP SDM, menyebut acara koordinasi yang digelar merupakan bagian dari penyiapan strategi upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dalam rencana Peraturan Gubernur tentang Narkoba.
“Kita memang sedang menyusun semacam strategi dalam upaya penanganan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur. Selain para Kadis Bakesbangpol se-Jatim, juga hadir BNNP dan Kemendagri untuk saling mengisi sejauh mana nanti strategi dalam Pergub itu efektif sebagai aturan pelaksanaan Perda Narkoba Jatim,” terang Eddy di sela acara.
Sejumlah usulan disampaikan dalam rapat koordinasi, salah satunya seperti yang diketengahkan peserta baik kalangan pemerintah daerah, aktivis anti narkoba, mahasiswa dan BNNK terutama terkait pencegahan dan rehabilitasi pengguna narkoba.
Salah satu yang hangat dibahas adalah terkait peredaran narkoba di lingkungan pondok pesantren yang cukup mengkhawatirkan.
Kepala BNNP Jatim Brigjend Pol Bambang Budi Santoso mengakui peredaran narkoba sudah mulai masuk ke kalangan pondok pesantren.
Untuk itu, lanjut Brigjend Budi, pihak BNNP mengaktifkan penyuluhan di lingkungan pondok pesantren agar benar-benar mewaspadai pengaruh buruk narkoba. “Para santri yang belajar di pondok itu kan jauh dari pengawasan orangtua dan mereka harus benar-benar mandiri mengambil keputusan. Hal ini yang menjadi potensi masuknya narkoba ke kalangan mereka. Kita intensif melakukan penyuluhan di pondok pesantren,” terangnya. [gat]

Tags: