Djarum Foundation Ajak Generasi Muda Peduli Sampah

Talkshow Pengaruh Sampah terhadap Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Bumi mendatangkan Duta Lingkungan yang juga selebritis Tasya Kamila.[istimewa]

Surabaya, Bhirawa
Komitmen Bakti Lingkungan Djarum Foundation untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan terus dibuktikan dengan program penanaman pohon dalam rangkaian besar program Djarum Trees For Life (DTFL). Sejak DTFL memulai program penanaman pohon trembesi pada 2010, hingga saat ini DTFL telah berhasil menanam 2.220 km trembesi dan berpotensi untuk menyerap 28,5 juta ton CO2 per tahun per pohon. Sementara itu lebih dari 700.000 bibit mangrove ditanam di pantai utara Jawa Tengah, dan konservasi Lereng Muria pun terus dilakukan.
Selain melakukan penanaman, beberapa waktu lalu DTFL juga menggelar kegiatan diskusi dengan menyelenggarakan talkshow bertema Pengaruh Sampah terhadap Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Bumi di Alun-alun Sidoarjo yang diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jatim.
Dalam talkshow tersebut hadir pula Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr Nandang Prihadi SHut, MSc serta Duta Lingkungan yang juga selebritis Tasya Kamila, dan Social Entrepreneur terpilih pada Young Leaders Summit on Ethical Leadership dari Asia Europe Foundation, Vania Santoso dan dimoderatori oleh Youtuber Tanah Air, Jovial Da Lopez.
Sampah menjadi topik utama dalam talkshow ini karena berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, proyeksi timbunan sampah rumah tangga dan sampah sejenisnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah sampah telah mencapai 65,8 juta ton pada 2017. Proyeksi jumlah sampah tahun ini meningkat menjadi 66,5 juta ton dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 67,8 juta ton pada 2020 dan 70,8 ton pada 2025.
“Manusia punya kontribusi sangat besar dalam menghasilkan sampah dan emisi gas rumah kaca,” ungkap Nandang Prihadi kemarin.
Nandang juga menggaris bawahi pentingnya memilah sampah rumah tangga yakni sampah organik dan sampah anorganik. “Memilah sampah rumah tangga adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membantu bumi kita menjadi lebih asri. Sebanyak 75 % sampah yang dihasilkan manusia adalah sampah organik atau sisa makanan. Sampah yang mengalami pelapukan (dekomposisi) dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang,” paparnya.
Untuk itu gerakan sadar lingkungan dengan mendaur ulang sampah sangat disarankan guna mengurangi laju proyeksi timbunan sampah yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini diamini oleh Tasya Kamila, selebritis yang didaulat menjadi Duta Lingkungan dari KLHK RI.
Dalam keseharian, Tasya memerhatikan pemilahan sampah rumah tangganya. Di sela kegiatannya yang padat, Tasya memiliki tabung komposter pribadi atau alat yang digunakan untuk membuat pupuk dari sampah sisa makanan.
“Salah satu komitmen aku terhadap lingkungan adalah perhatian terhadap sampah. Aku sudah mulai mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Di rumah aku nabung sampah. Aku pisahkan sampah basah yang bisa terurai alami seperti sisa makanan, kulit buah, dan daun-daunan. Setelah dimasukkan ke tabung komposter, disemprot dengan bioaktivator (pengurai) lalu tunggu 3-5 hari. Pupuk cair sudah bisa dipakai,” terang pelantun Libur Telah Tiba itu.
Tak hanya Tasya, sikap sadar lingkungan juga ditunjukkan oleh Social Entrepreneur terpilih pada Young Leaders Summit on Ethical Leadership dari Asia Europe Foundation, Vania Santoso. Perempuan asal Surabaya, Jawa Timur ini sejak muda sudah menjadi aktivis gerakan penghijauan dengan membuat produk eco-fashion yang dipasarkan di dalam dan luar negeri. Bahan utama yang digunakan adalah sak semen, plastik yang dikombinasikan dengan tenun atau batik sebagai variasi.
“Contohnya tas ini yang merupakan daur ulang dari limbah sampah. Saya ambil dari bungkus semen/sak semen. Nggak cuma dibuat tas, ini bisa jadi sepatu, dompet atau ikat pinggang. Bagus, ramah lingkungan dan orang tidak menyangka ini dari daur ulang sampah karena terlihat seperti kulit dan tahan air,” tutur Vania. [tis]

Tags: