Dukung Semangat Sekolah ”si Kecil” dengan Nutrisi Seimbang

Brand Manager SGM Eksplor 3Plus, Ditra Komala (dari kiri ke kanan) bersama pemerhati pendidikan anak usia dini dan pendiri Resourceful Parenting Indonesia, saat berfoto bersama usai diskusi media dari SGM Eksplor 3Plus.

(SGM Eksplor 3Plus Edukasi Orang Tua)

Surabaya, Bhirawa
Hari Pertama Sekolah merupakan moment penting bagi orang tua dan anak. Selain kebutuhan material, orang tua perlu mempersiapkan kondisi mental dan fisik terbaik Si Kecil untuk menunjang kesiapan dan semangat anak dalam menghadapi dunia yang baru. Dengan pemenuhan nutrisi seimbang masih menjadi salah satu tantangan bagi anak usia sekolah, terlebih, 8 dari 10 anak sekolah Indonesia usia 4-12 tahun diketahui kekurangan konsumsi Omega 3 (EPA+DHA).
Brand Manager SGM Eksplor 3Plus, Ditra Komala mengungkapkan PT Sarihusada Generasi Mahardhika melalui SGM Eksplor 3Plus ingin mengingatkan kembali mengedukasi pentingnya pemenuhan nutrisi untuk untuk mendukung kesiapan mental, fisik dan semangat sekolah si Kecil.
“Kami percaya pemenuhan nutrisi seimbang merupakan fondasi penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak. Apalagi saat memasuki usia sekolah si Kecil akan menerima berbagai stimulasi yang dapat menjadikannya Anak Generasi Maju yang kreatif, tumbuh tinggi dan kuat, supel, mandiri, dan percaya diri. Tetapi sayangnya 8 dari 10 anak Indonesia usia sekolah (4-12 tahun) kekurangan Omega-3 (EPA+DHA). Dalam jangka panjang hal ini dapat menghambat prestasi si kecil di sekolah. Maka dari itu kami dari SGM Eksplor 3Plus melakukan rangkaian edukasi untuk mengingatkan orang tua tentang pentingnya pemenuhan nutrisi si Kecil di awal masa sekolahnya,” terangnya, Senin (8/7).
Ditra menambahkan saat ini, telah banyak orangtua di Indonesia yang berupaya mendukung optimasi potensi si kecil dengan cara mengenalkan anak dalam sistem pendidikan formal sejak dini. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah partisipasi anak usia 3-6 tahun dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sejak tahun 2016 (72,35 persen) hingga 2018 (74,28 persen). Di saat yang bersamaan, ada lebih dari 4,6 juta anak Taman Kanak-Kanak (TK) yang tercatat pada tahun ajaran 2017/2018.
“Kami berharap hal ini bisa membantu menyadarkan orang tua agar si Kecil tidak termasuk 8 dari 10 anak Indonesia usia sekolah (4-12 tahun) kekurangan Omega-3 (EPA+DHA), dengan menginspirasi lebih banyak orang tua untuk memberi perhatian terhadap kesiapan anak dalam menyambut hari pertama sekolah dengan pemenuhan nutrisi seimbang. Dengan rasa semangat dalam menjalani petualangan baru di sekolah, diharapkan anak-anak siap menerima stimulasi yang diberikan dan potensi mereka makin terasah dari waktu ke waktu sehingga menjadi Anak Generasi Maju,” jelas Ditra.
Menurut Dr. Andyda Meliala, Pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini dan Founder Resourceful Parenting Indonesia mengatakan ketika orang tua memutuskan untuk mengenalkan anak usia dini pada lingkungan sekolah, maka anak akan menghadapi dunia baru.
“PAUD didesain sebagai institusi transisi yang mempersiapkan anak ke jenjang berikutnya. Dari sebelumnya hanya bermain dan mengenal lingkungan keluarga, kemudian akan memiliki pengalaman berbeda dengan pola pengajaran yang terstruktur, mengikuti arahan guru, mengenal peraturan, etika dan disiplin, hingga bersosialisasi dengan lebih banyak orang dan teman baru. Untuk itu, penting bagi orang tua memperhatikan momen hari pertama sekolah agar anak merasa nyaman menyambut dunia baru mereka,” ujarnya.
Sementara mengenai karakteristik anak usia PAUD, Andyda menjelaskan sebagian besar metode pembelajaran anak usia 3-6 tahun menuntut mereka untuk terus aktif bergerak, mulai dari praktek berbagai pengetahuan secara langsung hingga bermain bersama teman-temannya.
“Namun dari pengalaman saya, tidak sedikit ditemukan anak-anak PAUD baik di kota maupun daerah terpencil, yang tidak fokus dan tampak lemas ketika berkegiatan karena tidak mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Padahal untuk mendukung semangat si Kecil, dibutuhkan persiapan mental dan fisik, termasuk pemenuhan nutrisi yang seimbang,” katanya.
Namun setelah periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun) yang merupakan periode emas tumbuh kembang si Kecil, usia dini (3-6 tahun) juga merupakan periode penting karena pada usia inilah kemampuan berpikir anak berkembang dengan sangat pesat, terutama untuk menangkap pelajaran dan stimulasi.
Terlebih, anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang baik beresiko tidak memiliki potensi perkembangan kognitif, motorik, serta kemampuan sosioemosional yang berkaitan erat dengan prestasi akademik dan produktivitas ekonomi.
“Nutrisi seimbang merupakan dasar kesiapan fisik anak untuk menerima stimulasi dan pendidikan di sekolah. Untuk itu, dalam menjaga semangat di Hari Pertama Sekolah, peran orang tua sangat penting untuk memastikan bahwa anak telah mendapatkan asupan nutrisi seimbang dalam pola makan sehari-hari,” papar Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK. [riq]

Tags: