Dusun Kedungrejo Terisolir Warga Ingin Jembatan Baru

Kab Malang, Bhirawa
Putusnya jembatan yang melintasi Sungai Konto akibat diterjang banjir minggu lalu, membuat  warga Dusun Kedungrejo, Desa Mardirejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang terisolir. Mereka menuntut agar Pemkab Malang membuatkan jembatan baru agar bisa menghubungkan ke desa lainnya.
Namun kondisi ini ternyata belum mendapat perhatian serius dari Pemkab Malang
Putusnya jembatan membuat warga dusun setempat kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan. Hal itu disebabkan, karena kendaraan roda empat dan roda dua tidak bisa menjangakau Dusun Kedungrejo, akibat jembatan putus disapu banjir.
Salah satu Warga Desa Mardirejo, Kecamatan Pujon Sanjar, Senin (10/2), kepada wartawan mengatakan, dengan putusnya jembatan itu, berdampak pada terhentinya aktivitas warga untuk bercocok tanam, dan saat ini juga kesulitan  dalam mendapatkan bahan makanan. Sebab, satu-satunya jalan untuk beraktivitas warga ke ladang maupun ke kebun yakni lewat jembatan tersebut. “Jadi setelah jembatan putus, maka aktivitas warga terhenti total,” ungkapnya.
Menurutnya, meski jembatan putus sudah hampir dua Minggu, namun Pemkab Malang masih belum memperbaiki jembatan. Padahal, akses jalan menuju desa yang lainnya, tidak ada jalan lain selain melalui jembatan yang putus tersebut. Untuk itu, warga Dusun Kedungrejo berharap agar Pemkab Malang segera memperbaiki jembatan. Hal tersebut agar aktivitas warga bisa kembali normal, karena selama ini warga dalam mencari nafkah hanya mengandalkan bercocok tanam, diantaranya menanam sayur mayur dan padi.
“Kami sangat butuh jembatan secepatnya, supaya ekonomi warga bisa kembali normal. Karena warga saat ini kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan, selain itu bantuan dari Pemkab Malang  tidak maksimal, sehingga warga selalu kekurangan bahan makanan,” terang Sanjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Malang Mochmad Anwar menegaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Bina Marga Jatim untuk meminjam jembatan baily. Namun, untuk memasang jembatan itu harus dibangun pondasi terlebih dahulu. Karena pondasi tersebut sebagai penyangga jembatan besi bongkar pasang (knok down). Dan untuk membangun pondasi itu, pihaknya menunggu kondisi lokasi sungai. “Sebab, jika arus air sungai masih deras, maka akan kesulitan untuk memasang pondasi,” tegasnya.
Ia mengaku, setelah jembatan di Dusun Kedungrejo itu ambrol akibat diterjang banjir, dua hari kemudian, pihaknya sudah membangun jembatan darurat yang terbuat dari pohon bambu. Dan saat itu, warga setempat juga membantu dalam membuat jembatan tersebut. Meski, jembatan dadurat tidak bisa dilewati kendaraan roda empat dan roda dua, namun warga bisa melakukan aktivitas meskipun harus hati-hati melewati jembatan tersebut. [cyn]