Empat Industri di Jatim Diduga Cemari Sungai Brantas

Beberapa-sample-air-sungai-dari-4-titik-di-sungai-Surabaya-diambil-untuk-mengetahui-lokasi-penyebab-pencemaranPemprov Jatim, Bhirawa
Masih saja ada perusahaan yang diduga masih saja mempunyai limbah cair yang melebihi baku mutu di Sungai Brantas. Hal itu berdasarkan hasil sidak Tim Patroli Air Terpadu Jatim di bulan Mei ,menduga empat perusahaan berinisial RY, MD, dan MW berada di wilayah Gresik dan pabrik tahu KR di wilayah Sidoarjo membuang lkimbah di sungai melebihi baku mutu.
“Saat sidak, tim mengunjungi dan memantau banyak industri. Namun, sampel limbah yang diambil hanya empat industri saja. Sisanya hanya dilakukan pembinaan dan pengawasan,” kata Koordinator Garda Lingkungan Jatim, Didik Harimuko saat ditemui, Rabu (28/5).
Ia menuturkan, dari sampel limbah cair empat industri terduga saat diujikan di lokasi memiliki kadar yang relatif normal. Namun, data lengkpanya masih harus diujikan di laboratorium Perum Jasa Tirta I.
Adapun kadar limbah RY diketahui memiliki pH 7,75 dengan suhu 39,8OC. Untuk MD diketahui pH mencapai 7,11 dengan suhu 30OC dengan limbah berbau dan warna air kuning keruh. Sedangkan MW memiliki pH 7,80 dengan suhu 30,1OC dengan limbah berwarna hitam dan hangat serta berbau.
Sedangkan pabrik tahu KR diketahui memiliki kadar pH rendah yakni pH 5,02 atau bersifat asam dengan suhu 30OC dengan mengeluarkan banyak buih putih serta bau asap dari pembakaran yang cukup menyengat.
Menurut Didik, untuk MD sebelumnya pernah menjalani proses penegakan hukum akibat pembuangan limbah. Namun, dari hasil pantauan sejauh ini sudah mengalami an tim beberapa bulan lalu, MD telah perbaikan yang signifikan dengan perluasan IPAL (instalasi pengolahan air limbah) dan masih tahap uji coba.
Untuk RY, industri yang pengolahan kain tersebut pada April lalu sempat disidak tim dari laporan keresahan warga sekitar pabrik yang terganggu limbah RY. Waktu itu, tim dipersulit dan saat sidak kemarin, pihak perusahaan lebih kooperatif dan sampel limbah pun sudah bisa diambil untuk diujikan.
Sedangkan limbah MW setelah diambil sampel lebih dari tiga kali hasilnya masih cukup baik dan tidak melebihi baku mutu. Namun limbahnya berwarna hitam dan hangat serta berbau maka tim pun tetap mengambil sampel untuk diujikan.
Tak hanya keempat industri itu saja. Tim juga mengawasi empat industri lain, yakni pabrik korek PB, pabrik tahu MG, pabrik krimmer SPK, dan pabrik plastik MA. Namun pabrik PB MG, dan SPK tidak diambil sampel limbah cairnya, karena tim menganggap kondisinya masih cukup baik sehingga tidak perlu diujikan.
Sedangkan MA yang menjadi target tim saat disidak sedang tidak berproduksi karena libur dan dalam proses sidak ke depan tetap akan dipantau dan diawasi.
Didik menegaskan, selama ini banyak keluhan dan laporan dari masyarakat terkait pencemaran dari industri, sehingga tak jarang pula warga menggelar aksi demo ke pabrik. “Komunikasi antara perusahaan dengan kabupaten setempat seharusnya ditingkatkan. Sehingga keluhan masyarakat sekitar bisa ditekan, agar perusahaan tetap eksis dan masyarakat pun tidak terganggu oleh produksi perusahaan tersebut,” tandasnya.  [rac]

Keterangan Foto : Beberapa sample air sungai dari 4 titik di sungai Surabaya diambil untuk mengetahui lokasi penyebab pencemaran.

Tags: