Eropa Vs Amerika Latin

animasi fifa world cup brazilPiala Dunia ternyata makin mengasyikkan, walau tanpa timnas Inggris, Spanyol dan Italia. Babak “hidup-mati” (16 besar dan delapan besar), seolah sangat cepat berlalu. Kini babak semi-final menyisakan 4 timnas terbaik, berbagai antara Eropa Barat dengan Amerika Latin, masing-masing dua negara. Semakin sedikit gol tercipta, tetapi pertandingan nampak makin berkualitas secara individual maupun tim.
Klub dan Liga di Eropa akan panen “stok” pemain berbakat dan terkuat. James Rodriquez (Kolumbia) dan Campbell (Kostarika), misalnya, akan diburu dan ditawari gaji dua kalim lipat. Rodriquez kini bermain di AS Monaco (Perancis), top skor Piala Dunia sampai babak 8 besar dengan 5 gol. Berdasarkan statistik Piala Dunia, Rodriguez memiliki akurasi tendangan (87%) lebih hebat dibanding Neymar (82%).
Rodiriguez (22 tahun) oleh The Guardian, juga ditulis sebagai pesepakbola berwajah “standar cover boy.” Karena itu banyak yang kepincut, termasuk Presiden Kolumbia, Juan manuel Santos, sampai membuat Perpres (Peraturan Presiden). Yakni, menetapkan hari Jumat (4 Juli) sebagai hari libur nasional. Saat itu babak 8 besar yang memperhadapkan Kolumbia vs Brasil. Ini penghargaan Presiden Kolumbia kepada Rodriguez dkk yang mencatat prestasi pada ajang Piala Dunia, walau Kolumbis sudah sering mengikuti ajang serupa sejak tahun 1962.
Sedangkan Joel Campbell bermain di Arsenal (lalu dipinjamkan ke Real Betis, di La-Liga). Di hotel tempatnya menginap (di kota Santos) ia selalu diburu fans Brasil. Ia menjadi kejutan piala dunia karena berhasil mengalahkan timnas Eropa yang memiliki sistem kompetisi domestik terbaik di dunia. Yakni, Inggris dan Italia (pada babak 32 besar).
Tetapi pemain gaek juga tetap sering memperoleh standing applaus penonton di lapangan. Misalnya Miroslav Klose yang sudah 36 tahun, dan Arjen Robben (Belanda), nyata-nyata masih menjadi ruh timnas masing-masing negaranya. Klose sudah bermain pada ajang Piala Dunia berturut-turut empat kali (sejak tahun 2002), dan berkesempatan meraih pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Piala Dunia. Tiada yang bisa menyamai Klose, bermain 4 kali (16 tahun) pada Piala Dunia dengan produktifitas gol yang baik (rata-rata 5).
Begitu pula Arjen Robben, 30 tahun (Belanda) yang memiliki stamina sangat mengagumkan. Ia sudah kenyang bermain di La-Liga (Spanyol, bersama Real Madrid) maupun di Serie A (Italia). Kini ia bermain di Bundes Liga (Jerman untuk Bayern Muenchen). Robben sudah mencetak 3 (tidak termasuk penalti) gol untuk timnas Belanda. Boleh jadi, rekor itu akan bertambah pada babak semi final, serta grand final manakala Belanda lolos sampai puncak perhelatan Piala Dunia.
Memasuki babak 4 besar, kini hanya tersisakan 4 timnas. Yakni, Belanda, Jerman, Brasil dan Argentina. Pada babak ini Jerman akan melawan Brasil. Sama-sama langganan peserta Piala Dunia. Brasil sudah 20 kali (sejak tahun 1930), dengan 5 kali membawa tropi piala dunia (1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002). Selain itu dimiliki pula pemain legenda kaliber dunia, yakni Pele dan Ronaldo.
Prinsip sepakbola negara-negara Eropa (selain Spanyol), bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Sepakbola, tak beda dengan perang secara militer. Aksioma itu diyakini timnas Jerman maupun Belanda. Untuk aksioma itu dibutuhkan kekuatan fisik, serta kecepatan berlari. Sedangkan negara-negara Amerika Latin biasanya menganggap sebagai profesi entertainment, sehingga terdapat aksen hiburan.
Seperti itulah yang ditunjukkan oleh Pele, Maradona, Ronaldo, Lionel Messi dan Neymar saat ini. Itu pula yang akan dilakukan untuk melawan Arjen Robben, dan Klose. Tetapi segala hal bisa terjadi pada Piala Dunia, mungkin saja Brasil akan terhenti sampai di 4 besar.

———   000   ———

Rate this article!
Eropa Vs Amerika Latin,5 / 5 ( 1votes )
Tags: