Fraksi PKB DPRD Kota Surabaya Pantau Penanganan Wabah Covid-19

Dua anggota dewan dari F-PKB yakni Badru Tamam dan Camelia Habiba, SE ketika mengecek bahan untuk penyemprotan disinfektan untuk pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dilakukan oleh Kelurahan Genteng. [andre/bhirawa]

(Temukan ADP di Puskesmas Sangat Minim)
Surabaya, Bhirawa
Untuk memastikan pelayanan kesehatan diterima dengan baik oleh masyarakat ditengah wabah Virus Corona atau Covid-19, Fraksi PKB DPRD Kota Surabaya meninjau dua tempat pelayanan publik yakni, kantor Kelurahan Genteng Kecamatan Genteng Surabaya dan Puskesmas Peneleh Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya.
Dua anggota dewan dari F-PKB yakni Badru Tamam dan Camelia Habiba, SE bersama rombongan melihat secara langsung perkembangan penangganan dan pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Bendahara Fraksi PKB DPRD Surabaya-Camelia Habiba, SE mengatakan, ini adalah bentuk cinta ke masyarakat dan pihaknya mengaku bangga bahwa kinerja jajaran Kelurahan Genteng sudah melakukan SOP, seperti menyediakan tempat cuci tangan dan masker. Bahkan, minuman kesehatan juga sudah ready.
“Kita tadi mengecek kesiapan kelurahan termasuk stok bahan – bahan untuk mengantisipasi penyebaran virus ini apakah sudah memenuhi atau tidak,” ujarnya, Selasa (24/3) saat sidak di Kelurahan Genteng Kecamatan Genteng Surabaya.
Kelurahan Genteng, kata Habiba, berada ditengah kota sehingga kepedulian masyarakat maupun pihak swasta untuk ikut ‘campur tangan’ dalam mengatasi masalah virus ini cukup tinggi.
“Cuma yang terpenting adalah sosialisasi kesehatan dan lingkungan itu harus diperkuat,” katanya. Mengenai hal itu, Habiba meminta kepada RT/RW tidak memposting hal-hal yang informasinya belum jelas sehingga kekhawatiran masyarakat bisa diredam.
“Ayo kita sama sama menjaga anti hoaks, bijak dalam bermedsos itu salah satu materi yang harus di sosialisasikan kepada masyarakat,” tegasnya.
Terkait isu bahan penyemprotan yang kurang ramah lingkungan karena ada gambar binatang-binatang, Habiba berjanji akan menelusurinya.
“Kita akan cek ke labotarium sore ini, akan kita kirim ke Lab swasta yang netral sehingga nanti hasilnya akan kita publikasikan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sehingga, tidak ada lagi hoax atau informasi yang akan mencemaskan masyarakat. Karena ada sebagian masyarakat yang tidak mau diseprot rumahnya apalagi masjid karena ada kekhawatiran bahan ini tidak ramah lingkungan.
“Ayo kita bersama sama DPRD dan Eksekutif bersama masyarakat untuk bergandengan tangan menghadapi Virus Corona dan saya yakin Virus Corona akan berlalu,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah Genteng Surabaya-Nuriati mengaku bangga karena Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKB Surabaya sangat memperhatikan kelurahan dan masyarakat genteng.
“Kedepannnya kami juga ingin bimbingan agar kami dan warga kelurahan genteng bisa memahami dan mengerti dalam sosialisasi pencegahan Virus Corona ini,” ujar Nuriati Lurah Genteng Surabaya.
Adanya wabah Virus Corona ini, Nuriati menjelaskan, bahwa warga yang meminta penyemprotan namun pihaknya mengaku membeli alat sendiri untuk dibantu dalam mengoplosannya bahkan kecamatan juga menyediakan itu.
“Alhamdulillah tidak ada warga yang terpapar Virus Corona, ya mudah-mudahan jangan sampai warga kami terkena,” ungkapnya. Selain meninjau di kelurahan Genteng, Fraksi PKB juga meninjau ke Puskesmas Peneleh diwilayah Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya menemukan Alat Pelindung Diri (APD) yang kurang memenuhi standart bahkan dinilai menyedihkan.
“Kunjungan di Puskesmas (Peneleh) Ini sangat menyedihkan ya,” ujar Habiba. Menurut Habiba, ketika petugas medis tidak dilindungi secara maksimal sesuai standart operasional prosedur (SOP), maka akan membahayakan dirinya saat melakukan pemeriksaan medis.
SOP kurang diperhatikan untuk itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk segera mengambil seluruh dana cadangan yang ada di APBD untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan tim medis.
“Jangan sampai tim medis ini fokus kepada masyarakat saja, justru orang yang menyelematkan masyarakat ini terlupakan,” katanya. Habiba menjelaskan, apa yang menjadi kebutuhan seperti APD yang digunakan tadi nampak terlihat seperti jas hujan ekonomis, ini kota Surabaya yang anggaran APBD nya cukup besar.
“Mungkin ini karena fokus ke masyarakat hingga terabaikan,” katanya, saat meninjau puskesmas Peneleh Surabaya. Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim medis puskesmas peneleh dan berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Surabaya. “Ini akan kita bawa untuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala UPDT Puskesmas Peneleh (Plt) Drg Teguh Rahayu mengatakan, mungkin soal APD ini yang kurang memenuhi SOP namun untuk masker dan Hand Sanitizer sudah standart. “APD yang standart itu menutupi seluruh badan agar kita terlindungi dari virus,” ujarnya.
Drg Yayuk menjelaskan, meskipun APD belum memenuhi standarr, pihaknya tetap berupaya agar teman-teman medis yang berada digarda depan ini terlindungi dari virus. “Karena jarak antara pasien dengan tim medis ini kurang dari satu meter saat melakukan tugasnya,” paparnya.
Untuk itu, pihaknya berharap, agar dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan APD yang standart untuk tim medis di Puskesmas Peneleh agar bisa terlindungi dari wabah Virus Corona (Covid-19) yang sangat menghawatirkan. [dre]

Tags: