Gandeng Sentra UKM MERR dan Dinas Perdagangan Surabaya Tingkatkan Nilai Jual

Pameran produk ratail Desain Interior UK Petra yang menggandeng sentra UKM Merr untuk meningkatkan daya tarik pembeli. Salah satunya adalah produk DY.WHI untuk rak aksesoris, Kemarin (22/11).

Suguhkan Produk Retail Movable Atasi Permasalahan UKM
Surabaya, Bhirawa
Service learning dalam membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu aplikasi keilmuan di Universitas kristen Petra. Dari keilmuan ini, mahasiswa jurusan Desain Interior harus mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam lingkup UKM. Salah satunya adalah menarik perhatian pengunjung dari hasil produk interior yang dibuat.
Dosen Interior sekaligus pelaksana pameran, Grace Mulyono mengungkapkan lingkup tugas Desain Interior kali ini adalah membuat produk retail untuk pelaku UKM Merr Surabaya. Di mana 24 mahasiswa dari program studi Desain Interior semester V dituntut untuk merancang perabot purchase display.
“Berdasarkan hasil suvey dan analisa di lapangan kami menilai sentra UKM Merr masih kurang diminati warga Surabaya. Fasilitas peranot dan penataan display barang pamer yang tidak menarik menjadi alasan utama para pengunjung,” ujar Grace.
Dalam hal ini, lanjut Grace, para mahasiswa menggunakan pendekatan tren desain terbaru yang kekinian dan menarik. Dengan begitu, mahasiswa akan menghasilkan perabot display yang movable, ringan dan ekonomis. “Movable artinya, produknya bisa dipindahkan dengan mudah. Sistemnya knock down, dimensi juga nggak besar,”tutur dia.
Grace menjelaskan setiap kelompok yang terdiri dari dua mahasiswa diharuskan membuat sebuah perabot yang nantinya digunakan oleh pelaku UKM baik untuk barang dalam toko maupun bazar. Produk display yang dibuat kali ini, dirancang khusus untuk aksesoris, tas, pakaian, sepatu dan makanan kering.
“Rata-rata hasil karya menggunakan modifikasi besi (metal) dan kayu. Sebab bisa menghasilkan perabotan yang kuat, dapat diringkas serta mudah dipindahkan,” kata Grace.
Kedepan, Grace mengaku jika pihaknya berencana akan mengembangkan hasil prototype produk display agar bisa diproduksi massal dan bisa digunakan oleh pihak sentra UKM Merr.
“Tentu saja nanti ada pengembangannya. Karena kalau kita distribusikan sekarang ke pihak sentra UKM ini butuh penyempurnaan produk. Masih banyak yang harus dievaluasi. Tapi kita ada rencana untuk kesana,” pungkas dia.Selain menggandeng UKM Merr, pihaknya juga menggandeng Dinas Perdagangan Surabaya untuk mengoptimalkan sentra UKM Merr dengan kemasan produk display barang yang jauh lebih menarik.

Rancang Interior Fleksibel dan Knock Down Gaet Pengunjung
Hasil survey yang dilakukan mahasiswa dengan sentra UKM Merr Surabaya rupanya menjadi inspirasi mahasiswa Desain Produk UK Petra untuk membuat perabot display dengan interior yang unik, efisiensi, dan multifungsi. Salah satunya yang dibuat oleh Valencia Gabriela dan Christina Elizabeth yang membuat produk retail bernama Discount atau display shoes counter. Produk Discount ini, dijelaskan Valencia Gabriela dirancang dengan mengutamakan efisiensi dan kepraktikkan dalam penggunaan serta fleksibeliyas.
“Dari survey kemarin permasalahan yang terjadi adalah rak untuk sepatu terlalu penuh. Tidak ada tempat untuk nyoba. Kacanya juga tidak tersedia. Mangkanya kami buat produk Discount ini,” ujar dia.
Dalam satu retail Valencia Gabriela menjelaskan tidak hanya dirancang untuk rak sepatu saja. Melainkan juga dirancang untuk baju, tas dan makanan ringan. “Jadi produk ini multifungsi fungsi. Tidak hanya rak sepatu saja. Tapi juga bisa digunakan secara universal,” kata dia.
Sementara konsep Discount sendiri pihaknya menggabungkan antara storage dan display.
Hal yang sama juga dilakukan tim Olivia Tirta Putri dan Gavrila Averina yang membuat produk display rak aksesoris. Pihaknya menyebut rak itu DY.WHI (dynamic Whirl) yang mengutamakan produk Dinamis, Interaktif dan Fleksibel.
“Kami desain produk ini agar pengguna bisa lebih interaktif dengan furniture atau display. Sistemnya knock down jadi produk bisa mudah dipindahkan. Untuk materi bahan sendiri berbahan dari besi dan rotan,” ungkap Olivia.
Gavrila Averina menambahkan, konsep tersebut dilatari karena permasalahan yang pihaknya temukan ketika survey di sentra UKM Merr. Dari hasil tersebut permasalahan yang signifikan adalah penataan aksesoris yang kurang tertata. “Jadi tempat aksesoris dijadikan satu. Pembeli di suruh cari-cari. Itu yang menjadikan pembeli enggan mengunjungi tempat itu. Karena kurang efisien,” kata dia. [ina]

Tags: