Gandeng UniSSA Brunei, IKIP Budi Utomo Kota Malang Segera Jadi Universitas

Kota Malang, Bhiraea
Menjadi sebuah perguruan tinggi yang berbasis digital, untuk menuju era industri 4.0, menjalin kerjasama di level internasional, terus dilakukan IKIP Budi Utomo (IBU) Malang.
Kali ini, Universitas Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam (UniSSA), yang digandeng. Bahkan dalam lawatan ke Brunei Darussalam, kemarin, Rektor IBU bertemu langsung Rektor UniSSA, Dr H Norarfan bin Haji Zainal, di kampus setempat.
Selain meneken Memory of Understanding (MoU) dengan UniSSA, juga sekaligus ada Memory of Agreement (MoA), yang diteken. Khusus untuk MoA, IBU menjalin komunikasi dengan Aisyah Foundation Kamboja, Lukmanulhakeem Foundation Thailand, Nekmah Institut Singapura dan PT Singapura.
Rektor IKIP Budi Utomo, Dr H Nurcholis Sunuyeko MSi., menyebut, kerjasama itu sengaja dilakukan, agar IBU mempunyai berbagai jalur di level internasional. Tujuannya, agar civitas akademika, bisa belajar banyak dan memperkaya kemampuannya di level internasional.
‘’Kami sudah punya koneksi dengan banyak negara. Baik Asia hingga Eropa. Terbaru, setelah kami menggandeng Jilin International Studies University (JISU) dari China, sekarang giliran dengan Brunei. Bersama Universitas Islam Sharif Ali Brunei (UniSSA),’’ kata Rektor, disela-sela acara Wisuda 1232 sarjana dan pasca sarjana di Gor Ken Arok Sabtu 27/7 kemarin.
Lebih lanjut Nurcholis, menyatakan dengan  UniSSA, ada beberapa yang dikerjasamakan,  yakni pertukaran dosen, penelitian bersama, publikasi karya ilmiah dan magang atau internship.
Nantinya diantara kedua perguruan tinggi tersebut, juga akan saling mempublikasikan hasil riset dan penulisan karya ilmiah, di level internasional. Terlebih-lebih, akan ada penelitian bersama, yang sejalan dengan disiplin ilmu di masing-masing perguruan tinggi.
‘’Dari sisi kultur dan budaya, justru tidak jauh beda antara Indonesia dan Brunei. Termasuk kita serumpun. Kondisi itu membuat kerjasama ini, semakin mudah dilakukan. Bahkan mereka ingin secepatnya mengirim dosen dan mahasiswa ke IKIP Budi Utomo,’’ sebut Nurcholis.
Hal yang sama juga dilakukan dengan Lukmanulhakeem Collage of Technology Thailand. Kerjasama yang dilakukan IBU dengan Lukmanulhakeem Foundation, akan diprioritaskan pada dua hal. Yakni, mempromosikan kualitas kuliah melalui kuliah tamu dan melakukan penelitian bersama dengan publikasi penulisan ilmiah.
‘’Prinsipnya kami membuka lebar jalan menuju level internasional. Semuanya bermuara pada peningkatan kemampuan mahasiswa dan dosen. Termasuk persiapan kami, menuju universitas nantinya,’’tukasnya.
Sementara itu,  wisuda sarjana Jumlahnya 1.257 dan 12 mahasiswa S2. Yang mengikuti yudisium pada periode 18-1 dan 18-2, di tahun akademik 2018/2019.
‘’Ini memang hal yang baru. Ketika wisuda ke-32, berdekatan waktunya dengan wisuda ke-33. Karena memang yang lulus yudisium, harus segera di wisuda. Jadi tidak perlu ditunda-tunda lagi,’’ ujar Rektor, kemarin.
Sebagai sebuah kampus yang disebut miniaturnya Indonesia, wisudawan kali ini, mayoritas juga masih berasal dari luar Jawa. Bahkan angkanya mencapai 60 persen.
Wajar jika dalam wisuda itu, muncul pula kejutan-kejutan yang terkait dengan tantangan kondisi dan situasi bangsa saat ini. Yakni ketika Indonesia, tengah mempersiapkan diri menghadapi era industri 4.0, dan makin dekatnya IBU menuju Univeritas.
Apalagi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) –  Wilayah VII Jatim dan Indonesia Timur– telah  menagih usulan IBU  menjadi universitas.
Ketua L2Dikti Wilayah VII, Prof Dr Soeprapto, saat ini menunggu usulan tersebut. Mengaku dari segi kualitas dan sarana IBU sudah layak untuk jadi Universitas.
“IBU Malang ini sudah layak menjadi universitas. Katanya  usulannya masih belum. Kami tunggu usulan itu,” jelas Soeprapto.
Menurut Soeprapto untuk menjadi universitas, IBU Malang ini sudah  memenuhi syarat. Di antara persyaratan itu disebutkan seperti sarana prasarana,  sumber daya manusia (SDM) dan jumlah program studi serta fakultasnya.
Sedangkan pesan khusus kepada para wisudawan Rektor IBU menyampaikan ketika dunia pendidikan, harus ada perubahan dari cara belajar, pola pikir serta bertindak, dalam mengembangkan inovasi kreatif di berbagai bidang. Perubahan-perubahan itulah, yang harus diimplementasikan. Tetapi bukan lantas, justru menjadi tekanan bagi wisudawan. Mereka tetap harus berada dalam sebuah keluarga, yang selalu memberikan kebahagiaan.
‘’Perlu diingat pula, wisudawan itu juga calon-calon pendidik, yang telah ditempa oleh dosen yang kompeten dan profesional di bidangnya, untuk dapat mengabdi di seluruh wilayah Indonesia. Terbukti, alumni yang diwisuda sebelumnya, banyak yang diterima menjadi PNS di berbagai wilayah di Indonesia,’’ sebutnya.
Sementara itu, untuk wisudawan terbaik dalam wisuda ke – 33 ini, adalah Anista Vera Duwi Lestari. Mahasiswi dari program studi Pendidikan Biologi. Dengan IPK : 3.96. Disusul Sonya Aprilia Yolanda, dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dengan IPK : 3.94. Kemudian Nur Khulaifatur Rosidah, dari program studi Pendidikan Matematika, dengan IPK : 3.93.mut
MoU Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Dr. H. Nurcholis Sunuyeko, bersma Rektor Universitas Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam (UniSSA), Dr H Norarfan bin Haji Zainal, di kampus setempat pekan kemarin. [mut]

Tags: