Geliat Urban Farming di Kota Berjuluk Paris Van East Java

Salah satu penggiat urban farming di RW 09 Kelurahan Tlogomas, Kota Malang Kurniatun Hairiah, dengan tekun merawat tanamannya. [M Taufik]

Lingkungan jadi Sehat dan Lebih Indah, Antarkan Kota Malang Raih Penghargaan
Kota Malang, Bhirawa
Dalam beberapa tahun terakhir, tren urban farming kian diminati masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Urban farming tidak hanya mampu menjawab kebutuhan akan lahan hijau di perkotaan, namun juga mendukung ketahanan pangan. Langkah ini pula yang sedang digalakkan Pemkot Malang kepada warganya, agar memanfaatkan lahan pekarangan untuk konsep urban farming.
Seiring berjalannya tahun, lahan pertanian semakin sempit apalagi diperkotaan semacam Kota Malang.
Sedangkan kebutuhan sayuran dan bahan makanan lainnya semakin meningkat. Oleh karena itu, Pemkot Malang mendorong agar warganyna memenuhi kebutuhannya secara mandiri melalui urban farming.
Keinginan Pemkot Malang itu pun disambut baik masyarakat. Bahkan beberapa diantaranya langsung mempraktikan dengan menanam beberapa jenis sayuran. Seperti yang dilakukan salah satu penggiat urban farming di RW 09 Kelurahan Tlogomas, Kurniatun Hairiah. Lahan sempit di wilayah sekitar rumahnya menghasilkan produk sayur-mayur yang sehat.
Ada berbagai jenis tanaman sayur dan buah yang ditanam dengan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai media tanamnya. Seperti tomat, seledri, pakcoy, phon turi, kangkung sawi, cabai dan lain sebagainya.
Ia menyampaikan, media tanam yang digunakan untuk urban farming ini adalah campuran tanah, sekam dan kotoran kelelawar dengan perbandingan 2:4:4. Menurutnya, urban farming mempunyai banyak manfaat salah satunya dari nilai ekologi. Dengan urban farming lingkungan perkotaan menjadi lebih hijau sehingga nyaman dihuni.
“Efisiensi penggunaan lahan sekitar rumah meningkat tanpa merusak lingkungan justru merestorasi lingkungan. Daur ulang sampah organik menjadi kompos meningkat dan produk yang diperoleh juga sehat,” ujar Kurniatun.
Tanaman yang ditanam pun, lanjut dia, selain sehat karena organik, juga meningkatkan kualitas lingkungan. Misalnya, pohon turi atau sesbania grandifloria menjadi penambah nitrogen bebas dari udara. Bunganya enak dimakan sebagai sayuran serta mengandung banyak vitamin dan bermanfaat untuk tubuh.
“Ini untuk menghindari over production satu jenis sayur. Maka pemilihan jenis dan jadwal penanamannya pun perlu diatur tidak serentak untuk semua warga,” imbuhnya.
Keanekaragaman jenis sayur yang ditanam warga perlu banyak variasi agar semangat makan sayur tetap terjaga. Ia menambahkan, selain perawatan dalam urban farming salah satu langkah yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran adalah proses pembibitan tanaman.
“Melalui urban farming, lingkungan jadi sehat dan lebih indah. Keluarga pun sehat, dengan kegiatan ini menstimulir warga untuk lebih giat bergerak dengan sinar matahari cukup. Interaksi sosial masyarakat perkotaan juga semakin sehat karena dengan kegiatan ini bersama-sama berkarya dan berbagi dengan tetangga,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji, mengapresiasi urban farming yang dengan semangat terus digiatkan oleh masyarakat ini. Terobosan urban farming dapat terus memotivasi warga agar bisa memanfaatkan dan menggunakan lahan yang sempit dengan optimal.
“Melalui urban farming ini, semoga dapat menjadi kekuatan untuk ketahanan pangan keluarga di Kota Malang. Keberadaannya juga terus kami dukung untuk pengembangan di semua wilayah Kota Malang,” kata Sutiaji.
Konsep urban farming itu membuat Kota Malang mendapatkan penghargaan berupa Indonesia Awards 2019. Kota Malang dinilai sebagai pemerintah daerah yang mampu mengembangkan inovasi, serta langkah terobosan dalam strategi pengendalian inflasi, ketahanan pangan serta penanganan stunting melalui program urban farming. Konsep urban farming ini sebenarnya merupakan bagian dari strategi bagaimana agar inflasi Kota Malang bisa terkendali.
“Sebab berdasarkan kajian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang, kenaikan harga komiditi kenutuhan pokok dapat berpengaruh terhadap angka inflasi Kota Malang. Sehingga perlu ada upaya pengendalian inflasi,” pungkasnya. [M Taufik]

Tags: