Gresik dan Kabupaten Kediri Masuk Zona Merah Covid-19

Pemprov, Bhirawa
Seruan agar masyarakat melakukan social distance (jarak sosial) belum mampu menekan angka penyebaran covid-19 di Jatim. Selain angka yang terus bertambah, peta sebaran zona merah juga kian meluas. Setelah Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Kabupaten Blitar, kini giliran Gresik dan Kabupaten Kediri ditetapkan sebagai wilayah terjangkit.
Berdasar update data covid-19 di Jatim, Kamis (26/3), total kasus positif mencapai 59 orang atau bertambah delapan orang dari hari sebelumnya. Delapan tanbahan baru tersebut dua di antaranya berasal dari Surabaya, tiga Sidoarjo, dua Kabupaten kediri dan satu Gresik. Berdasar jenis kelamin, jumlah yang positif tersebut terdiri dari 35 laki2 dan 24 perempuan.
“Dengan demikian, peta Kabupaten Kediri sudah merah, Gresik juga merah. Ini tambahan perluasan yang sudah positif covid-19 di Jatim,” tutur Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberi keterangab pers di Gedung Negara Grahadi.
Sementara itu, dinamika kasus Pasies Dalam Pengawasan (PDP) menjadi 221 orang dari hari sebelumnya 190 orang. Sedangkan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) telah mencapai 3.055 orang. “Ada good news dari perkembangan data ini bahwa konversi negatif saat ini menjadi tujuh orang (dua tambahan baru). Rinciannya empat dari RSUD Dr Soetomo, dua RS Universitas Airlangga dan satu RSUD Saiful Anwar,” tutur Khofifah. Atas perkembangan tersebut, Khofifah mengungkapkan terimakasih kepada para tenaga medis atas upaya yang telah dilakukan bersama-sama dalam menangani covid-19.
Sedangkan jumlah kematian akibat covid-19 di Jatim kemarin bertambah satu orang yakni dari Sidoarjo. Dengan demikian, total yang meninggal jadi tiga orang, satu di Surabaya, satu di Malang dan satu di Sidoarjo. “Kami ikut berduka dan berbelasungkawa atas meninggalnya para pasien. Semiga kesalahan dan khilafnya diampuni Allah,” ungkap mantan menteri Sosial RI tersebut.
Dalam kesempatan itu, Khofifah kembali menjelaskan kemampuan Jatim dalam memberikan layanan kuratif dalam menangani covid-19. Hingga kemarin, pihaknya mengaku terdapat penambahan rumahbsakit rujukan pertama yang berasal dari Surabaya dan Madiun. Yakni RSUD Soewandhi dan RS TNI AU Madiun. “Maka total bed yang disiapkan hingga saat ini ada 1784 bed dari sebelumnya 1.613 bed,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Sementara itu, Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi menjelaskan, salah satu pasien yang baru meninggal tersebut berasal dari Sidoarjo dan dirawat di rumah sakit di Waru, Sidoarjo. “Pasien itu memiliki riwayat diabetus melitus. Memang pasien denga riwayat diabetes cukup berbahaya secara teori karena dapat merusak dinding pembuluh darah,” tutur dr Joni yang juga Dirut RSUD dr Soetomo tersebut.
Anggota Tim Gugus Tracing Covid-19 Dr Kohar Hari Santoso menambahkan, penelusuran telah dilakukan terhadap 35.741 Orang Dengan Resiko (ODR). Mereka telah dikunjungi dan hasilnya ada 3.055 orang dengan status ODP. “Jika melihat grafiknya, jumlah ODP memang terus meningkat. Tetapi trendnya mulai terlihat ada penurunan,” tutur dr Kohar yang juga Direktur RSUD Siaful Anwar.
Sementara itu, Pemprov Jatim telah meluncurkan aplikasi obrolan dan chating realtime secara online melalui website Fovid-19. Sehari setelah dibuka, jumlah pengunjung telah menbludak hingga 33 ribu pengunjung. Mereka dilayani oleh sekitar seribu relawan yang sebelumnya telah dilatih untuk menjawab keluhan-keluhan dari masyarakat. “Pertanyaan itu rata-rata terkait dengan diagnosis. Misalnya apakah saya mengalami gejala atau terkena virus corona,” tutur anggota tim Gugus Tugas Covid-19 dr Makhyan Jibril Alfarabi. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari website Jatim Self Assessment. Mereka yang telah melakukan chekup secara mandiri, menyampaikan konsultasi atau pendalaman melalui aplikasi Fovid-19 ini. “Paling banyak dikunjungi dari Surabaya,” tutur dr Jibril. [tam]

Tags: