Gubernur Berharap Kota Probolinggo Jadi Zona Hijau Pertama di Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengunjungi kampung tangguh Benteng, Kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo, Rabu (16/6). Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah juga menyaksikan layanan kesehatan untuk masyarakat setempat yang disiapkan di Kampung Tangguh Benteng. [adit hananta utama]

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa optimis dengan upaya percepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemkot Probolinggo. Bahkan pihaknya yakin, jika kampung tangguh yang dibangun saat ini berjalan maksimal akan dapat segera mengubah status Kota Probolinggo sebagai zona oranye menjadi zona kuning dan segera menjadi zona hijau yang pertama di Jatim.
Dikatakan Khofifah, Kota Probolinggo saat ini sudah menjadi zona oranye atau kategori resiko sedang. Di Jatim ada enam yang sudah kuning atau resiko rendah. “Ini jangan ditawar kenapa warnanya itu. Karena ini warna dari sana, warna pemetaan secara nasional. Kalau zona merah resikonya tinggi,” tutur Khofifah di sela kunjungannya ke Kampung Tangguh di Kota Probolinggo, Rabu (16/6).
Pihaknya merinci, di Kota Probolinggo tersebut ada 27 orang terkonfirmasi positif, 19 sembuh tujuh dirawat dan satu orang meninggal. Dari tujuh yang dirawat tersebut menurut informasi kondisinya baik. “Kalau kita ber fastabiqul khoirot, maka potensi kemungkinan dari oranye ke kuning sangat tinggi sekali. Artinya, jika kampung tangguhnya keren-keren dan semangat, maka rasanya yang sekarang oranye bisa cepat menjadi kuning. Kalau sudah kuning dan bisa dipertahankan dengan kampung tanguh maka Kota Probolinggo bisa jadi hijau pertama di Jatim,” tutur mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Khofifah meminta Pemkot setempat untuk dipetakan. Kalau hijau, maka wilayah yang sudah tidak terdampak. “Ini adalah daerah perlintasan, sama seperti Kota Malang. Yang terpenting adalah memagari, mulai dari diri sendiri, tetangga kanan- kiri. Pastikan kita dan tetangga kanan kiri terlindungi,” tutur Khofifah.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menyampaikan hasil pertemuannya dengan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla di Gedung Negara Grahadi. Dikatakannya, kemungkinan masyarakat harus menggunakan masker dua sampai tiga tahun ke depan. Karena penularan Covid-19 di dunia awalnya mencapai 90 hari satu juta orang, dan semakin cepat sekarang menjadi delapan hari satu juta.
“Cepat sekali tambahnya mereka yang terkonfirmasi Covid-19. Di Indonesia, kelipatan 10 ribu tadinya 60 hari menjadi 20 hari dan akhirnya 10 ribu yang terkonfirmasi positif cepat sekali,” tutur Khofifah.
Khofifah menegaskan, Covid-19 virusnya tidak nampak. Bahkan 41 persen Orang Tanpa Gejala (OTG) kemungkinan terkonfirmasi positif. Karenaitu kehati-hatian kewaspadaan dan kedisiplinan harus ditingkatkan. Pencegahan harus diutamakan dari pada pengobatan. “Kampung tangguh tidak sekadar karena Covid-19. Tapi juga menjaga ketangguhan sosial, ketangguhan ekonomi dan ketangguhan dari ketahanan nasional di lini paling bawah,” tutur dia.
Dijelaskan Khofifah, penggunaan masker bisa memutus potensi penularan sampai 60 persen. Kalau ditambah dengan cuci tangan dan hand sanitizer bisa efektif hingga 80 persen. “Jadi pada dasarnya kembali pada kedisiplinan kita masing-masing. Maka, pihaknya yakin babinsa dan babinkamtibmas bisa mengawal kampung tangguhnya masing-masing,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: