Gubernur Jatim Usul Pembentukan Perda

Gubernur jatim Dr H Soekarwo saat menyapa peserta konfernsi PGRI Propinsi Jatim masa bakti 2010-2014 di utami hotel.

Gubernur jatim Dr H Soekarwo saat menyapa peserta konfernsi PGRI Propinsi Jatim masa bakti 2010-2014 di utami hotel.

Surabaya, Bhirawa
Penerapan pasar global di tahun 2015 membuat semua tenaga kerja asing bisa secara bebas bekerja di Indonesia termasuk tenaga guru. Untuk membatasi masuknya guru asing, Gubernur Jatim, Dr Soekarwo mengusulkan ke DPRD Jatim untuk segera membahas dan membuat Perda Pengaturan Guru.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Soekarwo Saat memberikan pengarahan pada acara Konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jatim Tahun 2009- 2014 di Utami Hotel Sidoarjo, (21/6).
Perda tersebut bertujuan untuk membatasi tenaga pengajar atau guru asing masuk ke Jatim dan bertujuan melindungi keberadaan guru- guru pribumi. ” Sebab, bila tidak ada pagar yakni Perda Pengaturan Guru otomatis tenaga- tenaga asing akan masuk ke Jatim dan menutup kesempatan untuk kita, ” kata Gubernur Soekarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Nantinya isi perda itu harus dibuat untuk menghambat para tenaga asing ke Jatim. Seperti, syarat tenaga asing( guru) yang mau masuk ke Jatim, pertama harus bebas (lulus) dari penyakit tropis, kedua fasih berbahasa Indonesia/daerah dan budaya lokal. Itu syarat mutlak dan tidak bisa ditawar- tawar lagi.
“Kalau Perda untuk kesehatan sudah diluncurkan di Jatim, tinggal Perda Pengaturan Guru yang belum dibuat. Saya ingin sebelum anggota DPRD ganti dengan DPRD yang baru, Perda Pengaturan Guru sudah bisa diluncurkan. Semua ini dibuat semata- mata untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga guru lokal,” tambahnya.
Begitu juga untuk guru- guru lokal, mereka juga harus meningkatkan pengetahuan mereka tentang pendidikan budaya lokal seperti bahasa ibu dan pendidikan bahasa daerah. Karena dengan begetu keahlian yang dimiliki guru- guru lokal itu dapat menghambat tenaga asing masuk Jatim.” Ke depan, bahasa lokal menjadi penting di pendidikan utamanya di Jatim,” tegasnya
Pakde Karwo, minta pada PGRI Jatim dan UNESA dalam waktu dekat harus sudah membuat satu konsep yang tampak dan bisa menghambat masuknya tenasga asing ke Jatim. Ini penting dan harus Guru sendiri yang membuat konsep biar singkron dan pasti.
Selain konsep untuk menghambat tenaga guru asing masuk ke Jatim, PGRI dan UNESA juga harus mengusul satu program bagaimana agar SMK bisa bersaing di ASEAN dan menang. Sebab, sampai saat ini baru 23 SMK masuk dalam stadart nasional. [iib]

Rate this article!
Tags: