Gubernur Khofifah Bangun Rumah Slamet Jadi Layak Huni

Dinsos Jatim memugar rumah Slamet agar layak huni. [wiwit agus pribadi]

Dari Mengamen, Bisa Mendaftar Haji Bersama Ibun
Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Menjalankan ibadah haji menjadi impian bagi semua umat Islam. Walau memerlukan biaya yang tidak sedikit, tapi dengan sebuah tekad yang kuat tidak menutup kemungkinan bisa menjalankan ibadah rukun Islam ke lima itu. Semangat itulah yang dimiliki oleh seorang pengamen bernama Slamet Efendy (30) yang bisa mendaftar haji bersama ibunya Atmina (57).
Penghasilannya sebagai pengamen jalanan mungkin pas-pasan, namun itu tidak membuat Slamet Efendy berkecil hati. Warga Dusun Krajan RT 03/RW 03, Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, tercatat sebagai jamaah calon haji (CJH) pasca mendaftar ke Kemenag Kabupaten Probolinggo, Kamis (3/9) kemarin. Sebelumnya, ia mendaftarkan sang ibu, Atminah, pada tahun 2018 lalu. Atas kegigihannya itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa apresiasi dengan membangun rumah Slamet menjadi layak huni.
“Uang pendaftaran itu saya kumpulkan selama 10 tahunan. Hasil dari mengamen setiap hari yang sebagian hasilnya saya tabung,” kata Slamet.
Ia menjelaskan, sejatinya hasil dari mengamen tidak menentu. Sehari kadang Rp 50 ribu, kadang Rp 70 ribu. “Dari hasil itu, setiap hari saya tabung Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. Tabungannya disimpan ibu. Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko. Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak,” katanya.
Selama ini ia tinggal berdua bersama ibunya Atminah di sebuah rumah semi permanen yang kondisinya sudah memperihatinkan. Sementara ayah Slamet, sudah meninggal sejak ia masih kelas satu Sekolah Dasar (SD). “Cita-cita saya sejak kecil, memberangkatkan ibu saya naik haji. Tidak apa-apa meski dari hasil ngamen, yang penting halal,” terang Slamet.
Slamet mendaftar haji pada Kamis (3/9) dengan biaya sebesar Rp 25 juta. Sedangkan ibu, sudah didaftarkan terlebih dulu pada 2018 lalu. Ia mengaku bersyukur karena impiannya sejak kecil akhirnya dapat terwujud dengan ikhtiar yang dilakukan. “Saya ingin berangkat haji sama ibu. Semoga pihak terkait bisa bantu saya,” harap Slamet.
Ia mengaku selama ini pergi mengamen di pintu tol keluar Leces Pasuruan-Probolinggo. Berangkat dari pagi hingga malam hari. Meski hasil uang yang didapat tidak menentu, namun sebisa mungkin setiap hari sisihkan sebagian untuk ditabung. Sedangkan sisanya jika masih ada digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Slamet Effendy mengaku keinginan untuk mendaftar haji bersama ibunya ini merupakan niat ikhlas dan hasil jerih payahnya selama 10 tahun agar bisa berangkat ke tanah suci. “Alhamdulillah, saya dan ibu sudah resmi mendaftar haji,”.
Kegigihan anak semata wayang Atmina inipun menunai apresiasi dari semua kalangan, termasuk dalam hal ini Dinas Sosial (Dinsos) Jatim. Bersama dengan pilar-pilar kesejahteraan sosial berkoordinasi dengan Dinsos Kabupaten Probolinggo memberikan bantuan sembako dan bakti pemugaran sosial dapur rumah Slamet Effendy, Sabtu (12/9).
Slamet sekolah tidak sampai tamat lantaran sang ayah meninggal karena sakit. Sementara sang ibu juga tidak berpenghasilan tetap dan hanya mengandalkan upah memijat orang dewasa. Setiap hari Slamet bekerja keras membantu sang ibu. Ia mencapai tahap dari mengamen, sedangkan perilaku yang terlihat baik itu suka membantu tetangga.
Siapa sangka, ketulusan dan tekad mulia Slamet tercium Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Gubernur perempuan itu pun takjub dan tergugah dengan kemuliaan hati Slamet. Khofifah lantas memerintahkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim, Dr Alwi, untuk membantu Slamet dengan menyerahkan paket bantuan serta memberikan dukungan moral.
“Atas petunjuk dan perintah dari Ibu Gubernur Khofifah, kami mendatangi rumah pemuda yang mendaftar haji bersama ibunya dari hasil mengamen,” terang Dr. Alwi usai menyerahkan bantuan, akhir pekan lalu.
Dr Alwi menyebut, pemberian bantuan itu karena Slamet mempunyai tujuan yang mulia yaitu ingin berangkat haji bersama ibunya. Padahal kondisi ekonominya pas-pasan. “Slamet memiliki niatan mulia dengan menabung dan mengajak ibunya naik haji. Itu yang mendapat respon positif dari Ibu Gubernur,” tandasnya.
Bantuan yang diberikan berupa paket sembako dan peralatan dapur. Selain itu, juga perbaikan rumah yang akan dilakukan secara gotong royong bersama dengan Tim Dinsos. “Slamet dan Atminah juga akan mendapatkan jaminan perlindungan sosial setiap bulannya berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),” jelas Dr Alwi.
Tak hanya Slamet dan ibunya, bantuan dijelaskan Dr Alwi, juga diberikan Dinsos Jatim kepada 3 keluarga miskin lain. “Jadi total ada empat kepala keluarga yang hari ini kita beri bantuan,” tuturnya.
Pasca menerima bantuan, Atminah mengaku amat bersyukur. Ia tak menyangka perjalanan hidupnya mendapat sorotan dari Pemerintah Provinsi Jatim. “Alhamdulilah, saya tidak menyangka. Terima kasih sekali atas kepeduliannya,” ungkap Atminah. [wiwit agus pribadi]

Tags: