Gubernur Khofifah Inginkan Kabupaten Malang Menjadi Daerah Triangle

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi BBIB Singosari, Kec Singosari, Kab Malang.

Kabupaten Malang, Bhirawa

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mempunyai harapan kepada Kabupaten Malang, agar kabupaten setempat bisa menjadi daerah yang memiliki Triangle atau segitiga dalam melindungi hewan, hutan, dan kawasan ekonomi. Karena di wilayah Kabupaten Malang kini terdapat UB Forest yang kini dikembangkan di lereng Gunung Arjono, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Balai Besar Insiminasi Buatan (BBIB) Singosari, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Menurut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat beberapa hari lalu kunjungan kerja ke perusahaan susu PT Grendfields Indonesia di wilayah Kecamatan Ngajum dan BBIB Singosari, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, diketahui cukup banyak hewan yang sudah sangat langkah dan dikhawatirkan hampir punah. Namun, dirinya tiba-tiba menemukan keberadaan jenis satwa langkah, diantaranya burung Cendrawasih justru bisa dijual legal di salah satu negara, karena negara tersebut memang punya semen bekunya. “Oleh karena itu, kami ingin dari Kabupaten Malang bisa melahirkan samacam itu,” pintahnya.

Sedangkan, dia mencotohkan, jika ada tiga jenis burung langkah seperti burung Cendrawasih, Kakak Tua, dan burung Elang, semen bekunya berada di BBIB Singosari, maka kita akan bersama-sama meminta persetujuan regulasi baik dari Kementerian Pertanian (Kementan) maupun Kementerian Kehutanan (Kemnhut), agar semen bekunya bisa disimpan di BBIB Singosari. Dan penangkarannya bisa di UB Forest dan di KEK Singosari dengan cluster wisata.

“Dengan begitu, Kabupaten Malang bisa dikembangkan menjadi Triangle atau sebagai kawasan wisata baru. Dan hal itu juga akan menjadi proses pembelajaran yang luar biasa. Sehingga akan kekhawatiran kepunaan hewan langkah tertentu bisa dikendalikan,” ujar Khofifah.

Dan lebih dari itu, dia mengatakan, pada saatnya nanti dirinya sangat berharap untuk mendapatkan legalitas sertifikasi, karena semen dari hewan langkah itu tidak mengganggu habitat yang ada di hutan-hutan lindung. Dan selain itu, jkuga akan meningkatkan ekonomi masyarakat, tentunya itu sebagai win-win provit atau mendapatkan keuntungan. Mengingat, BBIB Singisari merupakan produsen semen beku sapi pejantan terbesar di Indonesia, dan hasil produksinya sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Bahkan, masih dikatakan Gubernur, BBIB Singosari telah mengekspor semen beku ke sembilan negara yang tersebar di Asia dan Afrika. “Kami mengunjungi perusahaan susu PT Greendfields Inodonesia dan BBIB Singosari, hal ini merupakan bagian usaha meningkatkan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan sekaligus mensukseskan Program Nawa Bhakti Satya. Dan dalam program tersebut ada poin Jatim Agro, yang bertujuan untuk memajukan sektor pertanian,” ucapnya.

Disisi lain, Khofifah juga menyampaikan, jika di Jatim ini sudah surplus daging, namun secara nasional juga masih import daging. Untuk itu, diperlukan saling membangun sinergi antar daerah yang memiliki kultur beternak sapi sesungguhnya, agar bisa memiliki peluang pemenuhan pasar dalam negeri dan ekspor daging sapi ke luar negeri terbuka luas. Sedangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim bersama BBIB Singosari yang kini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan siap untuk mentransfer skill atau kealihan terutama untuk tenaga inseminasi buatan dan pemeriksa kebuntingan.“

Untuk itu, dirinya meminta agar disaat ini tidak bisa berpikir hanya untuk Jatim saja, tapi juga nasional. Sehingga hal tersebut harus ada kerjasama dengan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia ini, yang memiliki kultur beternaknya yang sudah bagus. Karena hal ini penting dilakukan, untuk bersama-sama membangun penguatan swasembada daging, serta untuk mewujudkan kemampuan mengekspor daging sapi,” pungkas Khofifah, yang juga pernah menjabat Menteri Sosial. (cyn)

Tags: