Halim Lakukan Tabayun, Gus Ipul Anggap Dinamika Pilgub


Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar menunjukkan surat yang ditandatangani 21 kiai sepuh NU yang ditujukan kepada PKB Jatim. [zainal ibad]

Pasca Surat 21 Kiai NU Turun
DPW PKB Jatim, Bhirawa
Mendekati momentum Pilgub Jatim, situasi di Jatim sempat memanas. Ini setelah beredar surat yang ditandatangani 21 kiai sepuh NU yang ditujukan kepada Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar yang rencananya maju dalam Pilgub Jatim 2018 nanti. Di mana dalam surat sebanyak tiga lembar  tersebut salah satunya meminta agar kandidat cagub yang dari warga NU cukup satu saja. Artinya Halim diminta mundur dari pencalonan.
Tentunya surat tersebut menimbulkan sejumlah spekulasi. Mengingat kader NU yang maju ada tiga orang di antaranya Halim Iskandar, Khofifah Indar Parawansa serta Saifullah Yusuf. Sementara dari tiga kandidat tersebut hanya Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf yang belum jelas partai yang mengusung.
Turunnya surat itu langsung direspon  Halim Iskandar yang kini juga Ketua DPRD Jatim. Setelah rapat bersama 38 DPC se-Jatim dan pengurus DPW PKB Jatim, Halim langsung melakukan tabayun kepada 21 kiai dalam rangka mengetahui filosofi dan tujuan dibuatnya surat tersebut.
Ketua DPW PKB Jatim, Halim Iskandar mengaku pertemuan tersebut untuk menyerap aspirasi dan pokok-pokok pemikiran seluruh DPC  yang akan dijadikan sebagai dasar DPW dalam merespon surat kiai yang resmi ia terima Minggu malam.
Halim menuturkan dirinya sudah berkomunikasi dengan para kiai akan tabayun dengan sowan ke seluruh kiai untuk mengetahui apa latar belakang dan tujuan dibuat surat tersebut.
Namun politisi yang akrab disapa Pak Halim ini menegaskan surat tersebut tidak akan mengubah keputusan DPW PKB dalam mengusung cagub di Pilgub Jatim. ”PKB hingga detik ini masih mengusung saya sebagai Cagub Jatim,”akunya
Terlepas dari itu semua, di kalangan partai muncul spekulasi jika surat tersebut merupakan dorongan dari Gus Ipul yang selama ini belum memiliki kendaraan (partai). Apalagi yang bersangkutan adalah Ketua PBNU yang otomatis memiliki kekuatan dan mendorong para kiai membuat surat tersebut. ”Kalau dikaitkan sepertinya seperti itu,”tegas pengurus PKB Jatim yang menolak namanya disebutkan.
Sementara itu Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menolak jika dia disebut di belakang munculnya surat para kiai NU tersebut. Sebaliknya, surat tersebut valid dari NU dan surat itu bagian dari dinamika politik untuk mengerucutkan calon yang akan maju. ”Surat itu sebuah ajakan yang masuk akal, karena PKB dan NU itu memiliki historis. Seperti hubungan ideologi dan hubungan kiai dengan santrinya, sehingga surat itu sebagai upaya ajakan kiai pada santrinya untuk bersatu,”tegas Gus Ipul, panggilan karibnya.
Gus Ipul menilai beredarnya surat tersebut tak lepas dari dinamika perpolitikan jelang Pilgub Jatim. Terlebih PKB Jatim saat ini sudah jelas akan mengusung ketuanya yakni Abdul Halim Iskandar. “Saya melihat ini dinamika. Semua proses pencalonan kan seperti itu, jadi ramai, tapi akhirnya mengerucut, jadi ini proses politik yang biasa saja,” jelasnya.
Untuk diketahui jagat maya dihebohkan adanya surat untuk Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jatim Abdul Halim Iskandar, Minggu (21/5) lalu. Surat yang dilampiri tanda tangan 21 kiai sepuh NU itu meminta PKB mengajak diskusi arah kebijakan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018 mendatang.
Ke-21 kiai sepuh yang ikut tanda tangan itu di antaranya KH Zainuddin Jazuli dari PP Al Falah Ploso Mojo Kediri, KH Anwar Mansyur dair PP Lirboyo Kediri, KH Miftahul Akhyar dari PP Miftahussunnah Surabaya. Lalu KH Agus Ali Masyhuri dari PP Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo hingga KH Kholil As’ad Syamsul Arifin dari PP Walisongo Situbondo.
Awalnya, surat tersebut dianggap hoax atau berita bohong saja. Namun belakangan Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar mengakui jika surat itu benar adanya. Ketua DPRD Jatim itu mengaku menerima surat itu sekitar pukul 22.30. [cty,iib]

Tags: