Hama Tikus Serang Tanaman Padi di Desa Jotangan dan Desa Randubango

Tampak dalam foto hamparan tanaman padi seperti yg siap panen inilah yang kini diserang ratusan tikus sawah.hingga terancam gagal panen jika Pemda tk turun tangan.

Mojokerto. Bhirawa
Puluhan petani di dua Desa yakni Desa Jotangan dan Desa Randubango Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto, sejak sebulan terakhir ini menangis.

Pasalnya di tengah merebaknya pandemi Corona yang terus menyerang hingga korban terus berjatuhan. Serangan ratusan tikuspun ikut menyerang tanaman padi di lahan sawahnya hingga rusak total dan terancam gagal panen.

Suparman ( 58 tn ) warga Desa Randubango kepada bhirawa senin 29/6/20 mengatakan, serangan ratusan tikus sawah kali ini tergolong brutal. Sebab ratusan tikus ini jika malam hari menyerang tanaman padi yang rata rata berusia 2,5 bulan hingga 3 bulan, yang kini mulai bunting hingga mulai keluar buahnya dari batang ini. Diserang di bagian batang bawah,sehingga batang ini roboh berserahkan diatas tempat tumbuhnya. Seperti layaknya habis dipotong sabit.

Berbagai upaya telah dilakukan,seperti dengan memagari plastik di sepanjang pematang sawah, memberi umpan makanan yang telah dicampur racun tikus. Namun belum bisa mengatasinya. Karena tikus itu telah melubangi plastik yang memagari tanaman atau meloncat masuk. Demikian juga dengan umpan makanan yang diracun, hanya dimakan sebagian, sehingga yang mati hanya beberapa ekor saja. Kata parma.

Hal senada juga dikatakan Muhajir (60 tn)petani warga Desa Jotangan ini mengatakan, selama satu bulan terakhir ini pada petani utamanya yang lahan sawahnya dekat dengan tanggul sungai. Menangis. Sebab serangan ratusan tikus sawah yang ukurannya besar dengan panjang antara 20 hingga 25 cm. Berat hampir mencapai 40 ons.dengan warna abu abu dan putih bagian dadanya ini, jika menyerang tanpa pandang bulu.

Baik tanaman kecil ( baru tanam) maupun padi yang sudah bunting. Bahkan pucuk buah padi sudah menguning, semua diserang bagian batang bawah. Sehingga rusak total, roboh berserahkan.

Untuk lahan 3 petak(kedok) ukuran 6 x 45 m.dalam 2 malam bisa habis,batang roboh berserahkan. Seperti di lahan miliknya. Pada sore hari tanaman padi yang mulai bunting dan sebagian mulai keluar buah dari batangnya ini tumbuh subur. Namun pada pagi harinya sudah ribuan batang padi itu sudah roboh berserahkan didalam lahan.layaknya tanaman padi habis ditebas sabit.

Melihat kondisi demikian kepala saya jadi pusing dan mau jatuh pinsan saya pak..jelas pak Muhajir pada bhirawa. Sebab lanjut muhajir. Sudah banyak biaya yang dikeluarkan yakni mulai membajak sawah hingga siap tanam saja sudah butuh dana 500 hingga 750 ribu. Ditambah beli bibit, pupuk, pembersihan gulma, obat hama.total untuk sawah seluas 0,1000m (boto satus)sekitar 1,5 hingga 2 juta.

Namun setelah tanaman padi tumbuh subur dengan anakan yang banyak,yang kami harapkan bisa panen untuk menyambung hidup di tengah pandemi korona, ternyata tikus juga ikut menyerang tanpa pandang bulu.semua disikat, diserang secara membabi buta. Untuk itu harapan kami Pemda Kabupaten Mojokerto bisa turun lapangan dan mencarikan solusi terbaik agar petani yang sudah jatuh petekonomiannya akibat corona.tidak ditambah Terpimpa Tangga. Jelas muhajir. [min]

Tags: