Harga Garam Anjlok Hingga Rp300 Per-Kg Hantui Petani Probolinggo

Stok garam melimpah hingga keluar gudang akibat panen dini.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Petani Garam di Kabupaten Probolinggo, mau tidak mau harus memanen dini, pasalnya cuaca sering mendung menjelang musim hujan di wilayah setempat, cuaca tidak menentu. Memasuki musim peralihan dari kemarau ke musim hujan, cukup membuat petani garam khawatir karena biasanya hujan turun sore hari. Selain itu mulai menghantui petani garan anjloknya harga garam di tingkat petani hingga Rp. 300,-/kilo gramnya.
Menurut salah satu petani garam di Hamzah, di pajarakan Kabupaten Probolinggo, Senin 26/11, para petani garam tidak mau ambil risiko, sehingga memilih panen garam lebih dini. “Biasanya, saya memanen garam ketika berusia 7-10 hari di meja kristalisasi garam, dan paling sering umur delapan hari dipanen,” katanya.
Namun saat ini, lanjut dia, cuaca sering mendung dan garam umur lima hari terpaksa dipanen, daripada gagal panen, meskipun panen dini berdampak pada kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan. “Garam yang dipanen dini memiliki kadar air yang lebih tinggi. Di sisi lain, jumlah garam yang dipanen lebih sedikit dibandingkan garam yang dipanen dalam waktu normal,” ujarnya.
Ia mengatakan, produksi garam yang dipanen lebih dini memang lebih sedikit dan selisihnya hampir setengah. Dengan lahan panjang 46 x 7,6 meter, petani garam asal Kraksaan itu bisa memanen 36 karung garam, dengan berat rata-rata 80-85 kilogram per karung, jika masa panen 8 hari. “Kalau panen lima hari, dapatnya sekitar 20 karung,” jelasnya.
Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo, Buhar, mengakui masih banyak petani yang memproduksi garam, kendati sudah beberapa wilayah diguyur hujan. “Petani masih produksi garam, karena hujannya turun kadang-kadang dan tidak setiap hari,” tuturnya.
Selama masih ada terik matahari, lanjut dia, lahan garam bisa dimanfaatkan dan bisa menghasilkan uang. Petani garam diprediksi benar-benar berhenti memproduksi garam, jika hujan mengguyur di Probolinggo setiap hari.
Sementara itu, produksi garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melimpah akibat musim kemarau panjang pada tahun 2018, sehingga hal tersebut disyukuri oleh petani garam di wilayah setempat.
Suparyono, seorang petani garam di Desa Kalibuntu, Probolinggo, menyatakan bahwa produksi garam melimpah karena masa panen di musim kemarau lebih singkat karena biasanya panen setiap 7-10 hari sekali, namun sekarang 3-5 hari saja sudah bisa panen dengan cuaca panas yang cukup terik.
Menurut dia, harga jual garam di Probolinggo masih stabil yakni Rp1.100 per kilogram, meskipun dicemaskan bahwa memasuki panen raya, seperti pada musim-musim sebelumnya, harga jual bisa anjlok hingga menjadi Rp300 per kilogram saat panen raya.
Ia mengatakan petani garam senang dengan musim kemarau yang cukup panjang pada tahun 2018, sehingga sebagian petani menyimpan garamnya di gudang untuk persiapan musim hujan nanti. Biasanya harga jual garam akan mahal pada saat musim hujan karena produksi garam berkurang, sehingga hal itu menjadi kesempatan bagi petani menjual garam yang disimpan di gudang.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo menargetkan produksi garam tahun 2018 sebanyak 20.000 ton dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan target tahun 2017 sebanyak 15.000 ton. Harga garam krosok di tingkat petani Kabupaten Probolinggo, anjlok dengan kisaran Rp800 hingga Rp850 per kilogram pada akhir November 2018.
“Bulan lalu harga jual garam krosok di tingkat petani Rp1.200 per kilogram, namun sekarang garam petani dihargai Rp800 hingga Rp850 per kilogram,” kata Nasution, petani garam di Desa Kebonagung, Kraksaan. Petani garam masih berproduksi pada November 2018 ini, namun persediaan atau stok garam melimpah hingga menyebabkan gudang penyimpanan garam penuh. Petani pun menjual hasil panennya karena tidak ada ruang lagi di gudang.
Ia berharap harga garam naik lagi mencapai Rp2.000 per kilogram atau bahkan bisa lebih seperti musim hujan tahun 2017 yang mencapai Rp3.600 per kilogram, sehingga petani mendapatkan keuntungan dan garam yang disimpan di gudang bisa dijual di pasar, tambahnya.(Wap)

Tags: