Harga Sapi Potong Tembus Rp30 Juta

Harga sapi potong yang diperdagangkan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tulungagung, Jatim, terus naik hingga tembus Rp30 juta per ekor.

Harga sapi potong yang diperdagangkan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tulungagung, Jatim, terus naik hingga tembus Rp30 juta per ekor.

Tulungagung,  Bhirawa
Harga sapi potong yang diperdagangkan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tulungagung, Jatim, terus naik hingga tembus Rp30 juta per ekor.
“Tergantung bobotnya, tapi secara umum memang mengalami kenaikan cukup drastis,” kata Muhdi, pedagang sapi potong di Pasar Wage, salah satu sentra perdagangan sapi dan kambing di Kota Tulungagung, Senin, (15/9).
Ia mengatakan naiknya harga sapi disebabkan permintaan yang terus meningkat. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban di wilayah Tulungagung dan sekitarnya, tetapi juga untuk dikirim ke sejumlah kota besar di Indonesia, seperti wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
“Paling murah, sapi dengan bobot sekitar 2-3 kuintal sekarang harganya berkisar Rp15 juta, ini meningkat 50 persen lebih karena pada hari-hari biasa harganya di bawah Rp10 juta,” timpal Ropingi, pedagang sapi potong lainnya di lokasi yang sama.
Kenaikan harga sapi terjadi merata, terutama untuk jenis brahman, limousin, dan simmental yang bisa memiliki bobot hingga 1 ton lebih. “Tapi tidak semua diukur berdasar bobotnya. Pedagang lebih menaksir volume daging pada sapi apakah lebih banyak atau sedikit,” kata Muhdi sambil menunjuk pada dua ekor sapi miliknya dengan bobot 3,8 kuintal dan 4,4 kuintal.
Kendati sapi kedua memiliki bobot lebih berat, kata dia, namun harganya masih lebih tinggi sapi pertama karena menurutnya volume daging setelah disembelih diyakini lebih banyak. “Sapinya lebih berisi meskipun sedikit lebih kecil,” ujarnya.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto mengatakan, lembaganya tidak memiliki kewenangan mengontrol harga sapi maupun kambing menjelang Hari Raya Kurban atau Idul Adha, Oktober mendatang.
Ia mengatakan, fluktuasi harga ternak sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar, yakni menyangkut ketersediaan barang dan jumlah permintaan. “Kami hanya sebatas melakukan pengawasan lapangan, apakah hewan yang dijual sehat atau tidak, dan kelengkapan administrasi jika ternak berasal dari luar daerah,” ujarnya.
Sebagaimana data yang dikeluarkan Dinas Peternakan Tulungagung, jumlah persediaan hewan kurban untuk jenis sapi diperkirakan mencapai sekitar 9.407 ekor dari total populasi sapi potong sebanyak 94.071 ekor.
Sementara untuk jenis kambing, dari total populasi sebanyak 179.249 ekor, disnak memperkirakan volume ternak yang diperdagangkan sebagai hewan kurban mencapai 30.472 ekor atau sekitar 17 persennya.
Selain menjualnya di pasaran lokal, kata Mulyanto, sebagian besar ternak itu dikirim ke sejumlah kota besar di Jakarta, Bandung, Samarinda, dan beberapa daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. [wed,ant]

Rate this article!
Tags: