Hari Ini, Festival Kopi dan Kakao Asli Jatim Digelar

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Perkebunan Provinsi Jatim menggelar kegiatan besar untuk meningkatkan konsumsi kopi dan cokelat di Jawa Timur yaitu Festival Kopi dan Kakao Tahun 2018 di JX International Convention Exhibition Kota Surabaya selama dua hari, 18-19 Desember 2018.
Kepala Perkebunan Provinsi Jatim Ir Karyadi MM mengatakan, dalam kegiatan sekama dua hari itu terbagi menjadi coffee competition, chocolate cake competition, dan cofee and cocoa exhibition, juga live music.
“Kegiatan ini terbuka untuk umum, silakan saja datang ke JX International Convention Exhibition Surabaya. Dan merasakan nikmatnya kopi dan cokelat asli buatan Jawa Timur. Gratis,” katanya, Senin (17/12).
Kegiatan ini bertemakan Merajut Senyum Petani Melalui Hulu Hilir Kopi dan Kakao, dimaksudkan produk yang dibawa dalam kegiatan besar ini merupakan hasil buatan dari kelompok petani Jatim yang potensinya tak kalah dengan kopi lainnya di luar Provinsi Jatim.
Dikatakannya, melalui program hulu hilir, memang petani diajarkan tidak hanya menanam kopi saja namun juga secara berkelompok membuat coffee roasting hingga nilai jual juga tinggi.
Menurut Karyadi, kopi dari Jatim juga selalu juara di tingkat nasional untuk cita rasanya.
“Untuk kopi, di Jawa Timur ada produk kopi Arabika dan Robusta. Semuanya memiliki kekhasannya di daerahnya masing-masing. Saya rasa sekarang ini masyarakat tidak lagi sekadar sebagai peminum kopi, namun sudah sampai tahap penikmat kopi,” katanya.
Dijelaskannya, untuk luasan kopi rakyat untuk Arabika sebesar 16 ribu hektare, namun luasan itu masih bisa dikembangkan hingga 30 ribu hektare. Sedangkan luasan lahan kopi Robusta sebesar 50 ribu hektare. “Kami memang inginkan pengembangan lebih pada kopi Arabika,” tambahnya.
Kenapa Arabika? lanjutnya dikarenakan kopi Arabika nilai ekonominya lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan kopi Robusta. Hingga, kini kebanyakan pasar kopi Arabika yang diekspor ke luar negeri lebih tinggi.
Sementara, untuk produksi cokelat di Jatim masih 16 ribu ton. Untuk luasan lahannya kisaran 30 ribu hektare, tersebar di beberapa wilayah seperti Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang, Mojokerto, Blitar, dan Kediri.
Terkait harga, lanjutnya, ketika sudah diolah kelompok petani maka sudah tinggi, sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu. “Jika tidak diolah kelompok petani, maka bisa dimainkan pabrikan. Untuk itu, petani harus mengolah hingga nilainya lebih tinggi,” ujarnya.
Untuk produksi cokelat, dikatakan Karyadi, di Mojokerto sudah agak tinggi, dengan brand cokelat Majapahit. “Sebenarnya saya juga ingin buat brand cokelat di masing-masing unit pengolahan cokelat kelompok petani,” katanya seraya menambahkan pasar untuk cokelat di Jatim terbuka luas. [rac]

Tags: