Hina NU, Kiai dan Ansor, Oknum Kades di Tuban Dipolisikan

Didik Porwanto bersama KH Kholilurrahman, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Tuban.

Tuban, Bhirawa
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdalatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tuban, Didik Porwanto mengimbau kepada semua jajaran Badan Otonom (Banom) NU agar tetap tenang dengan adanya kasus ujaran kebencian yang dilontarkan oleh Suseno Ediyono, Kepala Desa (Kades) Kablukan, Kecamatan Bangilan, Tuban di Media Sosial (Medsos) Youtube.
“Kami himbau semua Banom NU Tuban, baik Ansor, Banser Pagar Nusa dll tetap tenang, serta tidak terprovokasi, karena kasus ini sudah ditangani Polres Tuban, kita percayakan pada aparat penagak hukum,” kata Didik Porwanto yang juga menjabat sebagai Camat Tambakboyo Tuban (21/11).
Sebelumnya, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bangilan, Rabu (21/11) pagi, mendatangi Mapolres Tuban guna untuk melaporkan dugaan ujaran kebencian yang dilakukan oleh oknum Kepala Desa (Kedes) Kablukan, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.
Oknum Kades ini diduga melakukan ujaran kebencian melalui akun Youtube. Dalam tulisannya, akun bernama ‘Suseno Ediyono’ tersebut mengomentari video yang diunggah M A Channel dengan mengumpat organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia dengan kata-kata kotor dan menantang yang tidak terima dengan komentaranya menemuinya.
Sementara itu, Kompol Teguh Priyo Wasono mengatakan, Polres Tuban membenarkan kalau telah menerima laporan dari MWC NU Bangilan tersebut. “Kami telah menerima laporan dari MWC NU Bangilan terkait postingan atau komentar Kepala Desa Kablukan di media sosial,” terang Wakapolres Tuban.
Diceritakan, Kades Kablukan Suseno Ediyono yang kesandung kasus ujaran kebencian terhadap Kiai, NU dan badan otonom (banom) nya Barisan Ansor Serbaguna (Banser) ternyata sudah terlihat aneh sejak tiga tahun terakhir.
“Menurut orang-orang di sekitar dia, memang dia agak aneh gitu tiga tahun terakhir ini,” ujar Camat Bangilan Deny Susilo, Rabu (21/11).
Kabar yang dia terima, lanjut Camat Bangilan, selama ini Suseno banyak mengaji soal agama. Namun, dia mengaji tidak pada kiai atau guru mengaji secara langsung. Namun mengaji melalui internet atau membaca sendiri. “Dia ngajinya lewat video dan buku, informasinya demikian,” kata dia.
Camat berharap kasus tersebut tidak melebar ke mana-mana sehingga masyarakat bisa tenang dan tidak muncul gejolak. “Pihak NU juga sudah ketemu yang bersangkutan, dan sudah menerima permohonan maaf dari dia. Semoga semuanya selesai,” harap Camat. (hud)

Tags: