Hindari Politik Transaksional, Waspadai Ulah Calo Politik

Dr Umi Azizah Rachmawati-Dr Sukesi Apt MARS

Dr Umi Azizah Rachmawati-Dr Sukesi Apt MARS

Jalan Terjal Perempuan Menuju Parlemen (2 – bersambung)
Surabaya, Bhirawa
Pragmatisme masyarakat yang membuat proses politik selalu berujung pada tindakan transaksional memang sudah mewabah dimana-mana. Namun demikian bukan berarti hal tersebut tidak bisa disikapi dengan bijak dan cerdas.
“Budaya transaksional sudah mewabah di masyarakat. Namun percayalah itu hanya akibat ulah para calo-calo politik yang mencoba mencari untung dari Pemilu. Di luar itu masih banyak masyarakat yang tidak memburu materi dalam pemilihan pemimpinnya,” kata caleg perempuan DPR RI untuk Dapil Jatim V dari Partai Golkar Dr Umi Azizah Rachmawati. Kesimpulan itu dia dapatkan setelah bertemu dan bertatap muka langsung dengan masyarakat di wilayah Malang Raya yang menjadi Dapilnya. Kuncinya, sebagai caleg dirinya harus hati-hati dalam membangun jaringan untuk menggalang dukungan.
Doktor Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini merasa beruntung, meskipun tinggal di Depok Jawa Barat, namun dirinya lahir dan besar di Kota Malang sehingga relatif paham dengan suasana dan karakteristik masyarakatnya.  Bukan itu saja, sebagai putri tokoh politik perempuan senior sekaligus pengasuh beberapa pengajian ibu-ibu di Malang yakni Hj Mudrikah, membuat Iim demikian panggilan akrabnya merasa memiliki modal sosial yang besar.
“Alhamdulillah, saya banyak terbantu dengan jaringan yang dimiliki ibu saya,” aku Iim jujur kepada Bhirawa ketika ditanyakan modal sosial yang dimilikinya. Oleh karena itu yang dilakukan saat ini adalah rajin bertemu dengan warga melalui forum pengajian ibu-ibu yang rutin digelar.
“Saya hanya minta doa restu kepada ibu-ibu pengajian yang saya datangi,” jelasnya. Ketika ditanyakan visi apa yang disampaikan, mantan Ketua Umum Korps HMI-wai (Kohati) PB HMI mengaku bahwa dirinya jarang berbicara soal visi dan misi di hadapan ibu-ibu.
“Kalau bicara soal itu malah ora ono sing ngerti mas (tidak ada yang tahu mas),” jelasnya sambil tertawa. Menurut Iim dalam masyarakat yang seperti itu kuncinya adalah bisa memegang tokoh-tokoh yang jadi panutan.
“Masyarakat kecil tidak butuh visi dan misi yang dia butuhkan adalah keyakinan bahwa yang akan dipilihnya adalah orang yang bisa dipercaya,” jelasnya. Oleh karena itulah dirinya selalu sowan para kiai, pimpinan Muslimat NU maupun para ketua PKK. Menurut Iim, pengalaman dan jaringan yang dimiliki ibunya (Hj Mudrikah, red) yang pernah menjadi anggota DPRD di Malang dan Jawa Timur dari PPP sangat membantu dirinya dalam bersosialisasi.
Strategi dengan mendatangi masyarakat langsung menurut konsultan politik dari Bangun Indonesia Agus Machfud Fauzi adalah langkah yang efektif untuk menggalang dukungan. Selain bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat pemilihnya, bertatap muka langsung juga bisa menghindarkan dari praktik manipulasi dukungan yang biasa dilakukan oleh para calo-calo politik.
“Bagi Caleg yang awam tentu akan menjadi makanan empuk calo-calo politik yang bergentayangan setiap ada hajatan demokrasi,” jelas Agus yang juga mantan anggota KPU Jatim ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt MARS menjelaskan pemerintah provinsi Jawa Timur melalui institusi yang dipimpinnya terus berupaya melakukan pemberdayaan terhadap perempuan. Bukan hanya pada masyarakat luas saja yang diberdayakan, tetapi kepada para calon legislatif (caleg) perempuan pun pemerintah memberikan pembekalan.
“Kita menyadari bahwa tidak semua Caleg sudah mengerti akan tugasnya. Oleh karena itu kami beri pembekalan. Harapannya agar ketika mereka jadi anggota parlemen bisa nyambung dengan tugas dan permasalahan yang dihadapainya,” jelas Sukesi. Menurut pejabat yang juga aktivis perempuan ini keberadaan caleg perempuan di parlemen akan menjadi mitra yang strategis untuk mendorong pemberdayaan perempuan yang menjadi tanggung jawabnya.
“Kami pasti ikut mendorong agar semakin banyak caleg perempuan yang bisa terpilih dalam Pileg nanti,” tutur alumnus farmasi Universitas Airlangga ini. [wahyu kuncoro sn]

Tags: