Ingin Promosi Makanan Khas dan Tarik Wisatawan

Penjual makanan khas Banyuwangi, Rujak Soto di Kota Banyuwangi.

Penjual makanan khas Banyuwangi, Rujak Soto di Kota Banyuwangi.

Kabupaten Banyuwangim Bhirawa
Satu lagi agenda pariwisata digelar di Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten berjuluk ‘The Sunrise of Java’  ini menghelat Festival Rujak Soto, sebuah pesta kuliner makanan khas lokal. Rujak soto adalah makanan unik dari Banyuwangi yang memadukan antara bumbu rujak dan soto.
Festival Rujak Soto akan dihelat Sabtu, 20 September 2014 di kawasan Taman Blambangan, Kota Banyuwangi. Acara digelar mulai pagi sampai sore hari, di mana kemudian malam harinya pengunjung bisa menikmati malam puncak Banyuwangi Batik Festival yang juga digelar di Taman Blambangan.
“Kami sengaja menyatukan dengan agenda Batik Festival agar wisatawan bisa menikmati berbagai ajang secara bersamaan. Semakin panjang siklus destinasi, dengan strategi yang tepat, tentu semakin besar pula belanja wisatawan untuk menggerakkan ekonomi lokal,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sela-sela persiapan penyelenggaraan, Rabu (17/9).
Menurut  Anas, Festival Rujak Soto adalah bagian dari pengembangan wisata kuliner untuk memberdayakan masyarakat sebagai pelaku ekonomi. “Dengan festival ini, cita rasa dan penampilan rujak soto akan meningkat. Penjual tahu bagaimana cara penyajian yang menarik wisatawan. Tindak lanjutnya nanti kami ingin ada pengemasan bumbu rujak soto yang dipasarkan siap saji dan bisa mendapat order pembelian dari berbagai daerah,” ujar Anas.
Festival Rujak Soto akan digelar Sabtu, 20 September 2014 mulai pukul 10.00. Di festival ini, ratusan peserta yang berasal dari para penjual rujak soto, koki hotel, dan restoran serta masyarakat umum berlomba menjajakan makanan khas rujak soto.
Peserta akan berderet-deret mengulek/mengolah rujak secara massal dalam balutan celemek dapur yang menawan. Bumbu-bumbu rujak soto juga dijejer, seperti kacang, petis, udang, garam, gula merah, hingga pisang klutuk. Begitu juga dengan bahan pelengkapnya, semisal sayur kangkung, tauge, kerupuk udang, emping melinjo, tahu, tempe, serta kuah soto dan isinya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi Alief Rahman Kartiono mengatakan dalam festival ini yang menjadi poin utama dalam penilaian adalah cara mengulek atau mengolah bumbu. Proses pembuatan sampai dengan penyajian dibutuhkan sekitar 15 menit. Dalam batas waktu itu, rujak soto sudah harus siap dihidangkan. “Bisa dibayangkan betapa serunya. Waktunya cukup pendek, padahal bumbu-bumbu yang harus diolah cukup banyak,” ujarnya.
Rujak Soto Banyuwangi ini adalah makanan yang disajikan dalam mangkuk, yang isinya rujak sayur disiram soto babat. Dihiasi dengan kerupuk emping melinjo dan kerupuk udang yang cukup unik. Rasanya unik karena menghasilkan campuran antara soto dan rujak.
“Dengan Festival Rujak Soto ini, tentunya kami ingin mempromosikan makanan khas Banyuwangi. Semakin dikenalnya makanan khas ini, tentu diharapkan penjual rujak soto kian laris,” ujar Alief.
Sebagai pelengkap festival kuliner ini, beberapa suguhan kuliner khas lokal juga diperkenalkan, seperti sego gepuk remuk, sayur lompong Osing, soto dan bakso Osing, tahu petis gandrung, pecel rawon, sego tempong, dan rujak bakso dan kare kepala ikan Blambangan. [nan]

Tags: