Inovasi Pembelajaran Disabilitas Netra di Tengah Pandemi Covid-19

Pemprov, Bhirawa
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang (UPT RSBN) Malang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim), membuat inovasi baru dengan nama Pencet AC-19. Apa itu Pencet AC-19?
Pencet AC-19 mengemas layanan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Disabilitas Netra melalui media sosial/online yang mudah diakses, sistem pembelajaran harus jalan maka Pencet AC-19 adalah media untuk pembelajaran netra.
UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang memberikan pelayanan pada Penyandang Disabilitas Netra dari seluruh Jatim, dimana kuota sebesar 105 klien setiap tahunnya ‘hanya’ meluluskan klien sekitar 25 orang atau sekitar 17% per polusi disabilitas netra di Jawa Timur.
Kepala Dinsos Jatim, Dr Alwi mengatakan, inovasi ini dalam upaya penjangkauan disabilitas netra berbasis masyarakat dengan memberikan edukasi bagi keluarga yang memiliki disabilitas netra
“Mereka diberikan latihan OM (Orientasi Mobilisasi) dengan pengenalan lingkungan pengenalan uang, lalu ADL (Activity Daily Living) merupakan latihan kemandirian hidup sehari hari, dan BTB (Baca Tulis Braille) yaitu latigan baca tulis bagi netra dengan huruf braille maupun penggunaan HP dengan Aplikasi Talkback,” katanya, kemarin.
Kalau kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan dilakukan visitasi melalui Peksos instruktur dan pembimbing UPT ke lokasi atau outreach/penjangkauan. Manfaat perluasan jangkauan sasaran dan edukasi keluarga untuk intens melatih para dista (disabilitas netra). Selanjutnya akan dilakukan di kabupaten/kota, dengan kerjasama Dinsos labupaten/kota.
Lebih lanjut, Kepala UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang, Firdaus Sulistijawan memaparkan, kalau Pencet AC-19 memiliki misi untuk menyediakan dan memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas melalui teknologi untuk semua klien, kapan saja dan di mana saja. ”Kami percaya pendidikan adalah hak setiap manusia.Kami juga meyakini bahwa pendidikan adalah tiket untuk masa depan yang lebih baik,” Ujar Firdaus Sulistijawan
Ditambahkannya, UPT RSBN Malang bertujuan menyediakan layanan pendidikan dan materi pembelajaran dari yang ahli di bidangnya, yang bisa diakses seluruh klien di mana saja. UPT RSBN Malang meyakini teknologi dapat membantu klien, eks klien dan masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya menjadi lebih efektif dan efisien.
“Pencet AC-19 bertekad untuk terus mengembangkan layanan kami serta berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mencapai tujuan kami. Untuk mendukung proses pembelajaran yang nyaman,” katanya
Menilik hal itu, maka UPT RSBN Malang tetap harus memberikan pelayanan yang maksimal bagi klien. Karena dirasa, salah satu yang paling terdampak ada disabilitas netra. Adanya Pandemi Covid 19 membuat UPT harus memulangkan klien lebih awal untukmengantisipasi tertularnya.
Firdaus menjelaskan, Jawa Timur sebagai salah satu Provinsi terbesar di Indonesia, mempunyai penyebaran penyandang disabilitas netra sebesar 5.987 orang yang terbagi di 37 Kabupaten Kota(Data BPS Tahun 2019). Jumlah itu dirasa cukup besar dibanding dengan jenis kedisabilitasan lain. Ini tentunya sangat kecil dengan rasio yang ada di Jawa Timur. Apalagi hanya panti pemerintah inilah satu-satunya yang memberikan bimbingan rehabilitasi dan pelayanan untuk netra. Di tengah pandemic Covid 19. [rac]

Tags: