Inovasi Pendidikan Bela Sang Raja Andalan Kab Probolinggo

Bupati Tantri paparkan inovasi pendidikan. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Bupati Probolinggo, Hj P Tantriana Sari SE didampingi Wakil Bupati Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko melakukan pemaparan inovasi pendidikan berupa Pembelajaran Kelas Rangkap, Masyarakat Sejahtera (Bela Sang Raja) kepada Tim Juri Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur, Rabu (26/8) di Pendopo Prasadja Ngesti Wibawa Kabupaten Probolinggo
Pemaparan pada tim juri Kovablik Jawa Timur yang digelar Biro Organisasi Setda Provinsi Jawa Timur ini dilaksanakan melalui Video Conference (Vidcon). Turut Mendampingi Bupati Tantri, Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi, Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Probolinggo, Anna Maria DS dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi.
Dalam bidang pendidikan, Bela Sang Raja di Kabupaten Probolinggo merupakan inovasi yang siap mengikuti Kovablik Provinsi Jawa Timur. Pembelajaran kelas dalam pengertian ketika guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas pada saat yang sama di kelas yang sama.
Bupati Tantri yang didampingi Wabup Timbul memaparkan, secara gamblang tentang program inovasi pendidikan di Kabupaten Probolinggo berupa Bela Sang Raja kepada tim juri melalui vidcon.
Tim juri Kovablik Jatim ini melibatkan beberapa orang anggotanya yang koordinatori Prof DR H Jusuf Irianto menerima paparan yang telah disampaikan Bupati Tantri. Para juri memberikan respon yang baik terhadap program inovasi pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
Bupati Tantriana menerangkan, inovasi pendidikan Kabupaten Probolinggo berupa Pembelajaran Kelas Rangkap, Masyarakat Sejahtera (Bela Sang Raja) dalam misinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menurunkan angka kemiskinan.
Dengan strateginya adalah peningkatan kualitas pendidikan melalui optimalisasi program koordinatif Nawa Hati dan penyelenggaraan, layanan serta penatakelola pendidikan yang berkelanjutan. Dukungan kebijakan, guru kompeten, infrastruktur (Sarpras pendidikan dan infrastruktur pendukung lainnya) dan proses pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan,” katanya.
Inovasi Bela Sang Raja adalah inovasi metode pembelajaran Kelas Rangkap yang menggabungkan dua kelas menjadi satu kelas dengan satu guru. Umumnya guru mengajar dua kelas dengan berpindah-pindah dari satu kelas ke kelas lainnya. Dengan inovasi ini, beberapa permasalahan dapat diatasi, diantaranya, kekurangan guru dapat diatasi (sebelumnya dilakukan pembekalan bagi guru), interaksi sosial peserta didik meningkat, munculnya tutor sebaya, meningkatnya intelektual peserta didik, meningkatnya peran serta masyarakat di bidang pedidikan, tandasnya.
Beberapa permasalahan pelayanan pendidikan di Kabupaten Probolinggo yaitu keterbatasan tenaga pendidik, ruang kelas, hingga jumlah peserta didik pada tiap tingkat yang relatif sedikit. Solusi yang telah dilakukan adalah merger beberapa sekolah. Namun solusi ini masalah permasalahan baru khususnya pada wilayah dataran tinggi dengan medan atau akses yang cukup sulit dan jumlah siswa yang terbatas.
Jarak sekolah dengan rumah menjadi jauh dan menyebabkan anak malas bersekolah dan pada akhirnya DO. Berawal dari permasalahan ini, pada tahun 2018 kami menginisiasi model pembelajaran kelas rangkap yang kami sebut dengan inovasi Bela Sang Raja yang melibatkan pemangku kepentingan pendidikan di sekolah (Guru, Komite sekolah, Murid, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah) guna mewujudkan masyarakat sejahtera sesuai Visi Misi Bupati.
Sebagai pilot projek, inovasi diterapkan pada delapan sekolah di Kecamatan Sukapura yang berlokasi di sekitar Gunung Bromo. Model pembelajaran kelas rangkap adalah ketika guru mengajar lebih dari satu kelas pada saat yang sama di kelas yang sama. Pendekatan model seperti ini sangat penting, terutama di daerah-daerah terpencil dengan populasi penduduk yang sedikit dan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru atau ruang kelas.
Tujuan inovasi pembelajaran kelas rangkap ini juga untuk meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik dan pengembangan aspek aspek emosional, intelektual, dan sosialnya. Muncul tutor sebaya dari kelas yang lebih tinggi mengajari adik kelasnya, sehingga ada saling perhatian dan saling mendukung antar siswa, adik kelas menghormati kakak kelasnya dan kakak kelas menghargai dan menyayangi adik kelasnya. Otomatis siswa merasa senang dan belajar, karena mendapatkan lebih banyak teman sekelas dan interaksi yang menyenangkan.
Manfaat model seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran diferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam. Inovasi ini juga berdampak pada efisiensi dalam hal penempatan guru, rasio guru terhadap siswa, peningkatan hasil belajar dan berimplikasi pada efisiensi anggaran. Namun, guru perlu terlebih dahulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan pembelajaran aktif, sebelum dikenalkan dengan pembelajaran kelas rangkap, tambahnya. [wap]

Tags: