Inspektorat Turun Periksa Atap SDN Mlirip 3 yang Jebol

6-Plafon-SDN-ambrukKab Mojokerto, Bhirawa
Tim Inspektorat Pemkab Mojokerto melakukan pemeriksaan langsung ke  lokasi atap ruang kelas yang jebol  di SDN Mlirip 3, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Kamis (6/3/) kemarin.  Sebanyak lima orang datang meninjau lokasi sekolah. Begitu memeriksa semua  bangunan, kesimpulan sementara tim  bangunan yang  baru diperbaiki tersebut tak layak dan perlu didalami dugaan penyimpangan dalam pembangunannya.
Saat tiba di sekolah, anggota tim langsung mengamati seluruh bangunan kelas. Didapati, dua kelas dalam keadaan nyaris ambruk dengan enam bambu menyangga atap dalam kondisi sudah rapuh. “Kondisinya memang memprihatinkan. Tapi syukurlah, kelas sudah tak ditempati sehingga tak banyak memakan korban,” ujar salah seorang anggota  Tim Inspektorat kepada Bhirawa di sela-sela sidak.
Mereka tiba di SDN Mlirip 3 sekitar pukul 10.30. Tim ini terdiri atas anggota Inspektorat dan Dinas Pendidikan setempat. Tampak pula Gerson, Kasi Sarana Prasarana SD Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. “Kami ada perintah dari Kepala Inspektorat untuk mengecek dan mencatat temuan bangunan yang jebol  ini,” kata Bambang Wahyuadi, salah satu anggota Inspektorat yang lain.
Dalam pemeriksaan kemarin, seluruh anggota  tim  mengamati dan mencatat setiap temuan. Termasuk mendapati kualitas kayu yang rendah. “Kami belum bisa menyampaikan lebih detil. Biar kami laporan dulu ke pimpinan,” tambah Bambang.
Seperti diberitakan Bhirawa Rabu kemarin,  ruang kelas  SDN Mlirip 3, Kec Jetis, Kab Mojokerto  yang baru saja selesai dibangun, kondisinya  memprihatinkan. Ruang kelas yang sudah direhab dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 147 juta itu plafonnya jebol. Hingga saat ini, belum ada tindakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto terkait kerusakan yang terjadi.
Gedung SDN Mlirip3 yang saat ini mengalami kerusakan tersebut, merupakan salah satu dari 77 paket kegiatan pembangunan gedung sekolah yang dilakukan pada 2013 dengan menggunakan sumber dana dari DAK Pendidikan Tahun Anggaran 2011.
Dari pantauan di lapangan, sebelumnya  plafon gedung sudah banyak yang jebol. Selain itu, rangka atap bangunan ataupun kuda-kuda sudah sangat mengkhawatirkan. Saat ini, dipergunakan bambu-bambu untuk menopang kayu rangka atap bangunan agar tidak runtuh. Maklum kayu yang dipergunakan untuk rangka atap bangunan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga, kualitas bangunan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Berulang kali Ketua  Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Hasan Ali menyatakan bila 77 paket pekerjaan di Dinas Pendidikan yang dikerjakan pada 2013 kebanyakan tampak baik di luarnya saja. Namun secara riilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. [kar]

Tags: