Investasi Properti Geser Dana Tunai

6-FinQSurabaya, Bhirawa
Investasi properti saat ini semakin diminati masyarakat Indonesia dalam tren pengelolaan kekayaan (wealth management) yang menggeser dana tunai, termasuk tabungan, deposito dan asuransi sebagai pilihan investasi paling populer sebelumnya.
Demikian hasil survei CitiĀ  Financial Quotient (FinQ) yang dilakukan terhadap masyarakat Indonesia dengan gender, umur, domisili dan tingkat pendapatan berbeda yang dirilis di Hotel Bumi Surabaya, Kamis (5/6).
“Properti adalah salah satu investasi paling menjanjikan yang nilainya terus naik dan tetap diminati oleh masyarakat. Bahkan tidak hanya dari dalam negeri, investor asing pun percaya bahwa iklim investasi di sektor properti sangat potensial” ungkap Senior Vice President, Head of Wealth Management Citibank N.A Indonesia, Ivan Jaya.
Ia menambahkan, dalam survei yang mengukur tingkat kesejahteraan keuangan dan latar belakang aktivitas keuangan masyarakat di 11 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia dan terhadap 500 responden menunjukkan skor FinQ di Indonesia tahun ini meningkat 3 poin menjadi 60,7 poin dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 57,7 poin.
Sedangkan kategori yang termasuk dalam penghitungan FinQ mencakup penganggaran, program tabungan, perencanaan pensiun, investasi dan kepemilikan rumah. Selain itu FinQ digunakan untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan keuangan dan mengimplementasikan tata kelola keuangan dengan baik.
“Survei reguler dilakukan sebagai bentuk komitmen Citi untuk memantau dan mengantisipasi perilaku pasar guna menghadirkan produk dan jasa inovatif yang tentunya sesuai dengan kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia. Data juga menunjukkan bahwa hanya 36 persen responden di Indonesia yang mengaku mematuhi anggaran bulanan yang dibuatnya, lebih rendah dari 39 persen yang dihasilkan responden di Filipina” jelasnya.
Secara keseluruhan, skor FinQ Indonesia (60,7 poin) telah mengalami peningkatan sebesar 8 poin sejak survei ini pertama kali dilakukan bulan Oktober 2007 (52,7 poin). Peningkatan pemahaman keuangan masyarakat tersebut tidak lepas dari suksesnya berbagai kegiatan pendidikan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pihak swasta, termasuk oleh Citi indonesia.
Menurut analisis Boston Consulting Group pertengahan tahun lalu, setiap tahun akan ada sekitar 8 hingga 9 juta orang Indonesia yang memasuki kelas menengah (emerging affluent) dan kelas atas (affluent), seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi negera.
Hal tersebut tercermin di salah satu kategori survei dimana 78 persen responden mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menggunakan jasa pengelolaan kekayaan, walaupun hanya 11 persen dari total responden yang sudah menggunakan jasa tersebut. [riq]

Rate this article!
Tags: