Jadi Objek Wisata Baru, Lahar Beku Ramai Dikunjungi Wisatawan

3-lahar-beku-blitarBerkah Erupsi Gunung Kelud
Kabupaten Blitar, Bhirawa
Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014 lalu membentuk kawah berdiameter 400 meter di puncak Kelud. Kawah tersebut sebagai jalan keluarnya material vulkanik saat erupsi terjadi. Lahar beku itu  membentuk timbunan bebatuan yang membendung hulu Kali Putih di Kabupaten Blitar hingga ketebalan berkisar 30-40 meter. Saat ini lahar beku yang terbentuk  menjadi objek wisata.
Sejak beberapa hari terakhir, warga dari berbagai penjuru daerah terlihat berbondong-bondong mendatangi salah satu sungai aliran lahar yang terhubung langsung dengan kawah Gunung Kelud (1731 mdpl), hingga radius dua kilometer dari pusat erupsi.
Tidak hanya menonton dari atas tebing sungai yang curam dengan kedalaman puluhan meter, para wisatawan yang rata-rata berasal dari wilayah Blitar dan sekitarnya itu bahkan rela turun ke dasar sungai dan menyusuri gunungan lahar beku yang menyumpal hulu Kali Putih itu.
Di ujung tumpukan material vulkanik yang diyakini sebagai lahar beku ini, sejumlah warga dan tenaga keamanan setempat menyediakan jasa parkir kendaaraan sepeda motor, sehingga wisatawan yang datang bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
“Sehari pengunjungnya bisa mencapai ribuan. Mereka silih berganti datang ke sini karena penasaran dengan lahar beku yang membendung sungai aliran lahar Kelud sehingga Blitar terhindar dari ancaman lahar dingin (lahar hujan) sejauh ini,” kata Bajang, Kepala Keamanan setempat kemarin.
Warga sekitar di Desa Karangrejo dan Sidodadi, Kecamatan Garum, banyak yang bercerita bahwa gunungan material vulkanik yang membendung Sungai Kali Putih membentang mulai mulut kawah, hulu, hingga memasuki kawasan hilir yang berjarak sekitar tujuh kilometer.
Sungai Purba yang terbentuk sejak jutaan tahun silam akibat aktivitas letusan dan aliran lahar Gunung Kelud itu kini terlihat aliran batu material vulkanik. Dasar sungai yang semula berupa batu pasir warna hitam kini tertutup jutaan meter kubik batu apung bercampur belerang yang sebagian masih terus mengepulkan asap dengan bau menyengat.
Ratusan yang datang terlihat menaiki gunungan lahar beku tersebut dan menyusurinya hingga mendekati hulu sungai, dan di antara mereka mengabadikannya menggunakan aneka alat perekam video maupun kamera foto serta telepon seluler (ponsel).
“Tempat ini kami buka untuk kunjungan wisata sejak 24 Februari setelah statusnya resmi diturunkan dari Siaga menjadi Waspada,” kata Kusno, salah satu tenaga jasa parkir di Sungai Kali Putih.
Meski berbahaya, para wisatawan lokal terlihat terpesona dengan keajaiban alam di sungai aliran lahar tersebut.  “Tempat ini kami buka untuk kunjungan wisata sejak Senin (24/2) setelah status Gunung Kelud resmi diturunkan dari Siaga menjadi Waspada,” kata Kusno, salah satu tenaga jasa parkir di Kali Putih.
Gunung Kelud mengalami erupsi pada Kamis (13/2) malam sekitar pukul 22.50 dan memuntahkan jutaan kubik material vulkanik. Namun, serangkaian erupsi yang menyebabkan hujan abu dan batu di berbagai daerah, bahkan hingga Jawa Barat itu menyisakan keunikan tersendiri bagi warga Blitar dan sekitarnya.
Berbeda dengan yang dialami masyarakat Kediri dan Ngantang, Malang yang terdampak parah, Blitar justru nyaris tidak begitu terpengaruh dengan letusan Gunung Kelud. Material vulkanik yang menghujani kawasan ini hanya berupa kerikil kecil dengan ketebalan tidak lebih dari satu sentimeter di wilayah radius di atas 10 kilometer dari pusat erupsi.
Pengawas Gunung Api wilayah Jawa Timur-Jawa Tengah Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi Badan Geologi, Umar Rosadi mengatakan  kubah lava yang muncul pada erupsi 2007 lalu sekarang hilang berganti kawah.
Umar menambahkan, kawah tersebut mempunyai kedalaman 30 meter hingga 50 meter. Saat ini kawah tersebut tetap mengeluarkan asap putih sebagai bentuk aktivitas kegunungapian pascaerupsi. “Potensi erupsi freatik masih terjadi,” imbuhnya mengingatkan ancaman bahaya bagi wisatawan yang datang ke kawah beku itu.
Kawah baru sebagai pengganti kubah lava itu, lanjut Umar, masih dalam keadaan kosong. Jarak 50 meter kedalaman, hanya nampak bebatuan. Kawah tersebut akan terisi air saat hujan terus terjadi. “Untuk menjadi danau kawah, setidaknya butuh 2 hingga 3 tahun. Selain dari air hujan, juga berasal dari beberapa mata air yang ada di sekitarnya,” imbuhnya.
Pengamatan visual itu, tambahnya, didapatkan dari perekaman menggunakan helikopter tanpa awak atau helicam. Meski status kegunungapian Kelud masih level Waspada (level II) dan masih berpotensi terjadinya erupsi freatik, tak menyurutkan wisatawan datang untuk melihat suasana Kelud setelah meletus. [htn]

Tags: