Jadi Tempat Pelantikan Pengawas Sekolah, BKD Jatim Pastikan Protokol Kesehatan Diterapkan Secara Ketat

Foto : Kepala BKD Jatim Nurcholis menunjukkan fasilitas kran cuci tangan yang disiapkan untuk setiap tamu dan pegawai sebelum memasuki kantor BKD.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pelantikan pengawas dan kepala sekolah yang sempat digelar di kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim menjadi perhatian setelah dua pesertanya diikabarkan menderita Covid-19. Informasi tersebut menyebar melalu pesan di jejaring sosial whatsapp.

Terkait hal tersebut, Kepala BKD Jatim Nurcholis menegaskan, pihaknya hanya meminjamkan tempat untuk pelaksanaan pelantikan. Ini karena pertimbangan aula BKD Jatim yang cukup luas dan lahan parkir yang memadahi. “Kami hanya ketempatan karena kebetulan lahan parkir disini luas dan aulanya besar. Kalau dalam kondisi normal, dipakai untuk 500 orang bisa,” tutur Nurcholis, Selasa (2/6).

Mantan Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim tersebut mengatakan, selain tempat yang memadahi, BKD juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai prosedur Covid-19. Terdapat empat tahap yang harus dilalui peserta sebelum mengikuti pelantikan. Di antaranya melewati bilik sterilisasi, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, pemeriksaan suhu tubuh, dan penggunaan hand sanitizer sebelum memasuki aula.

“Kita siapkan disini 15 kran dengan air mengalir untuk cuci tangan pakai sabun. Jadi protokol disini sangat ketat. Belum lagi peserta masih harus mengatur jarak saat pelantikan minimal 1,5 meter dan menggunakan masker,” terang Nurcholis.

Jika ada peserta yang berfoto dengan melepas masker, lanjut dia, mereka melakukannya setelah acara rampung. Sehingga, itu diluar kewenangan pelaksana. “Pelaksanany dinas pendidikan, kebetulan saya juga diundang saat itu. Tapi sebagai tuan rumah, standar kami ketat,” ungkap Kholis

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim meminta seluruh peserta pelantikan pengawas dan kepala sekolah untuk melakukan rapid test. Hal ini setelah beredar informasi tentang dua peserta pelantikan yang diduga tertular Covid-19. Satu di antaranya meninggal dunia dimakamkan di Jombang dan satu sedang dalam perawatan di rumah sakit Mojokerto. Peserta dari Mojokerto termasuk gelombang pertama pada acara pelantikan. Sedangkan, Jombang masuk gelombang keempat. Untuk Jombang, sudah terdata 20 orang yang sudah diperintahkan isolasi mandiri dan pada Selasa (2/6) kemarin dilakukan rapid test.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Wahid Wahyudi membenarkan, bahwa ada pengawas sekolah yang meninggal dunia. Pihaknya pun mencari informasi terkait pengawas tersebut dan diketahui pada 20 Mei lalu mengikuti pelantikan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim. Namun demikian, informasi yang diterima sampai saat ini belum dapat dipastikan bahwa memang tertular Covid-19.

“Kami mencari info, bahwa pengawas tersebut masuk ke RS karena sakit lambung.
Kemudian, kami belum mendapat informasi apakah meninggal karena Covid-19 atau sakit lambung yang dideritanya,” tutur Wahid Wahyudi.

Wahid menegaskan, pada pelantikan yang digelar tersebut, pihaknya sudah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Hingga saat pelantikan harus mengatur jarak antara peserta pelantikan minimal 1,5 meter. “Semua pengawas yang mengikuti pelantikan sudah diminta melakukan rapid test,” tutur Wahid.

Seperti diketahui, pelantikan pengawas dan kepala sekolah tersebut diikuti sebanyak 240 orang dalam empat gelombang. Sehingga, masing-masing gelombang terdapat peserta 60 orang.(tam)

Tags: