Jajaki Kerjasama Pengelolaan Air dengan Belanda

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Dubes Kerajaan Belanda Mr Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (26/11) malam.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Khofifah menjajaki kerjasama sistem pengelolaan air (Water Management System) dengan Kerajaan Belanda. Mengingat, Kerajaan Belanda terkenal dengan pengelolaan air (water management) yang sangat baik.
“Pemerintah Belanda memiliki water management system yang bagus. Kami harapkan ada penguatan dari tim yang ada di Jatim untuk water management system khususnya terkait sistem irigasi air,” pinta Khofifah saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (26/11) malam.
Menurut Khofifah, salah satu yang bisa dilakukan kerjasama dalam manajemen air yaitu teknologi sistem irigasi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan serta membangun energi terbarukan menggunakan sumber daya air (hydro power). Ini penting dilakukan mengingat Provinsi Jatim memiliki sumber daya air yang saat ini terkanalisasi dalam beberapa bendungan.
“Beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul Pacitan dan Bendungan Bendo Ponorogo. Insya Allah dalam waktu dekat akan diresmikan Bendungan Tugu Trenggalek dan Bendungan Gongseng Bojonegoro. Potensi seperti ini bisa menjadi hydro power bagi energi terbarukan, perlu teknologi dan investasi untuk mengolahnya. Sehingga perlu kerjasama dengan pihak lain khususnya dengan Kerajaan Belanda terkait hal tersebut,” jelasnya.
Tak hanya teknologi untuk energi terbarukan melalui bendungan, lanjut Khofifah, kerjasama water management yang bisa dilakukan lainnya yaitu terkait pengolahan air yang siap dikonsumsi. “Untuk membuat air bersih menjadi siap diminum membutuhkan teknologi. Apalagi sumber airnya dari sungai, masih terdapat zat polutan. Dengan demikian perlu teknologi mengubah air menjadi siap untuk diminum,” tuturnya.
Selain itu, Khofifah berharap adanya kerjasama dalam penanganan limbah (waste management). Penanganan limbah saat ini menjadi concern berbagai negara. Ada yang bisa dilakukan seperti mengolah sampah menjadi listrik, pupuk, dan sebagainya. “Di Jatim ini ada beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA) yang bisa dilakukan kerjasama terkait waste management di Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Jombang,” kata Khofifah.
Di hadapan Dubes Belanda, Khofifah memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim sejak tahun 2017-2021 neraca perdagangan Jatim dengan Belanda senantiasa menunjukkan surplus bagi Jatim. Khususnya untuk periode Januari – Oktober 2021 senilai US $ 312,24 juta, dengan rincian yaitu nilai ekspor Jatim ke Belanda sebesar US $ 453,24 juta dan nilai impor Jatim dari Belanda sebesar US $ 100,41 juta.
“Terima kasih hubungan dagang antara Jatim dengan Belanda berjalan baik. Meskipun pandemi mengalami surplus untuk Jatim,” jelas Khofifah.
Beberapa komoditi ekspor non migas Jatim ke Belanda antara lain, berbagai produk kimia, lemak dan minyak hewan/nabati, kayu, barang dari kayu dan bahan kimia organik. Sedangkan untuk impor Jatim dari Belanda antara lain, bubur kayu/pulp, plastik dan barang dari plastik, mesin-mesin/pesawat mekanik; dan perekat, enzim.
Selanjutnya, dari sisi investasi Belanda di Jatim sejak Tahun 2010 sampai dengan triwulan 3 Tahun 2021, tercatat sebanyak 62 perusahaan dari Belanda di 22 kabupaten dan kota dengan nilai investasi US $ 5,1 miliar, dengan bidang usaha terbesar yaitu sektor industri listrik, gas dan air (Paiton Energy) di Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu, Dubes Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr Lambert Grijns mengatakan, Jatim merupakan provinsi yang cukup penting bagi Negara Belanda. Ada beberapa hal yang terpenting dilakukan untuk kerjasama seperti pendidikan, waste management dan renewable energy.
“Dengan pertemuan dengan Ibu Gubernur, besar harapan kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk water management, kami berharap bisa bekerja sama dengan Provinsi Jatim meliputi manajemen banjir, pengelolaan air bersih untuk bisa langsung dikonsumsi, serta renewable energy,” pungkasnya.
Turut mendampingi Kepala Bagian Kebudayaan dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, sekaligus sebagai Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert, Konsul Kehormatan Kerajaan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio. [tam]

Tags: