Jaringan Perempuan Desa Sosialisasikan Anti Stunting di Kabupaten Malang

Ketua JPD Kab Malang Agni Addini saat memberikan sosialisasi Gerakan Sadar Masyarakat Membangun untuk tekan jumlah stunting di Kab Malang, di sekolah TK Raudhatul Athfal, Desa Gampingan, Kec Pagak, kabupaten setempat.

Kab Malang, Bhirawa
Menekan angka stunting atau gagal tumbuh pada balita yang diakibatkan oleh gizi buruk di Kabupaten Malang, tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang saja, tapi juga dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas). Seperti yang dilakukan Jaringan Perempuan Desa (JPD) Kabupaten Malang yang bekerja sama dengan Graha Yakusa Malang.
Sedangkan kedua ormas tersebut melakukan Gerakan Sadar Masyarakat Membangun (GSM2). Dan dalam gerakan tersebut salah satu inti gerakan yakni Anti Stunting dan Gerakan Literasi bagi masyarakat pedesaan di Kabupaten Malang. Kegiatan perdana JPD, diselenggarakan di Raudhatul Athfal (RA) Babul Ulum yang ada di Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Ketua JPD Kabupaten Malang Agnia Addini, Selasa (10/3), kepada wartawan mengatakan, GSM2 sengaja kita galakan yakni untuk sebagai strategi dalam merangkul masyarakat, khususnya kaum perempuan dalam mewujudkan kondisi yang lebih baik pada aspek sosial, ekonomi, politik dan lingkungan. “Gerakan ini nantinya tidak hanya dilaksanakan di satu titik, namun JPD bersama relawan akan melakukan road show dibeberapa lokasi Taman Kanak-Kanak (TK) RA yang ada di Kabupaten Malang,” jelasnya.
Dia menegaskan, pencegahan stunting merupakan hal yang penting untuk dijalankan. Karena kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan oleh asupan gizi yang buruk, hal ini sebagai permasalahan yang terstruktur. Sehingga upaya penanggulangan serta pencegahan harus diselesaikan oleh seluruh elemen masyarakat, baik itu Pemerintah, Dinas Kesehatan, Ormas, Organisasi Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga pada elemen terkecil yakni keluarga, semua harus mengambil peran.
“Meski di Kabupaten Malang di tahun 2019 ada penurunan angka stunting pada anak, tapi tidak harus membuat kita lengah. Karena angka 17.000 orang anak yang mengalami stunting, juga bukan angka yang sedikit,” papar Agnia.  
Menurut dia, jika persoalan stunting tidak dicegah, dan masyarakat tidak di edukasi, seperti memberikan kesadaran pentingnya gizi yang seimbang, dan pengetahuan pentingnya sanitasi untuk pertumbuhan anak, maka sangat memungkinkan jika angka stunting pada anak di Kabupaten Malang bisa meningkat lagi. Untuk itu, dirinya untuk terus melakukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran masyarakat secara bersama-sama. Sehingga persoalan stunting tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja, tapi semua masyarakat harus juga terlibat.
“Hidup sehat dan pola asuh kepada anak, itu hal yang sangat penting, agar anak tidak kekurangan gizi. Karena kenaikan angka stunting, diawali dengan kurangnya gizi, baik itu masih didalam kandungan ibu maupun saat dalam pertumbuhan,” terang Agnia.  
Sementara itu, Kepala Sekolah RA Babul Ulum, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang Luthfiyah menambahkan, gerakan yang dilakukan oleh JPD tersebut sangat membantu dan memberikan maanfaat bagi ibu dan anak. Sehingga pihaknya sangat berterimakasih kepada JPD Kabupaten Malang dan Graha Yakusa Malang, yang mana telah membagikan ilmunya kepada ibu-ibu wali murid. Karena kekurangan gizi pada anak akan menghambat pertumbuhan anak. Dan untuk mencegah kenaikan jumlah stunting di Kabupaten Malang, maka perlu dilakukan sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan JPD dan Graha Yakusa itu, lanjut dia, sangat penting. Karena biasanya ibu-ibu hanya datang ke posyandu untuk menimbang berat badan dan imunisasi saja. “Namun dari kegiatan itu, ibu-ibu wali murid TK Raudhatul Athfal Babul Ulum sangat antusias saat diberikan sosialisasi pentingnya hidup sehat dan pola asuh kepada anak, serta menjaga gizi pada anak, sehingga ini merupakan langkah awal yang baik,” tuturnya. [cyn]

Tags: