Jatuh Cinta pada Keelokan Matematika

Judul : Membingkai Bayang-Bayang
Penulis : Sutarto Hadi
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan : I, 2019
Tebal : xxii + 370 halaman
ISBN : 978-602-04-9928-4
Peresensi : Teguh Wibowo
Mahasiswa IKIP Widya Darma Surabaya

Pencapaian Sutarto Hadi sebagai rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) semakin prestise setelah menerbitkan buku Membingkai Bayang-Bayang (MBB). Buku ini melengkapi perjalanan penulis sejak tumbuh dan berkembang di dunia pendidikan.
MBB merupakan buku tentang catatan impian dan gagasan dalam arti sesungguhnya. Buku ini juga berisi tentang lika-liku perjuangan karier Sutarto, sejak menjadi guru hingga menjadi guru besar, dan sebagai pemimpin perguruan tinggi. Sekaligus tumpahan pikiran (uneg-uneg) sebagai dosen.
Spirit Kepemimpinan dan Pengabdian
Sutarto berhasil menjadi guru besar termuda di ULM dalam usia 41 tahun dan menjadi wakil rektor pada tahun 2010. Ia juga terpilih menjadi rektor ULM dalam dua periode pemilihan, yakni 2014-2018 dan 2018-2022.
Empat tahun pertama menakhodai ULM, sivitas akademika ULM berhasil menorehkan banyak kemajuan. Terjadi perubahan atmosfer akademik yang semakin baik. Anggaran dikelola kian transparan dan tersistem akuntabel (hal 22-23).
Setelah tamat S3 di Negeri Belanda, Sutarto terlibat dalam proyek pengembangan dan diseminasi pendidikan Matematika Realistik. Proyeknya disebut Do-PMRI (dissemination of PMRI-Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Program ini banyak membantu meningkatkan mutu pendidikan Matematika di Indonesia.
Cinta Matematika
Keprihatinan terhadap mutu pembelajaran Matematika di Tanah Air, mendorong Sutarto untuk fokus riset di bidang Matematika. Ia meyakini bahwa perbaikan mutu pendidikan harus dimulai dengan pengayaan dan peningkatan mutu, serta profesionalisme guru.
Matematika seperti momok atau hantu. Nilai dan prestasi siswa cenderung jeblok. Maka perlu dicari pendekatan pembelajalaran yang pas, terutama mereduksi sifat abstrak Matematika agar anak terdorong untuk berkembang secara konsisten dan memahami konsep Matematika secara bermakna.
Untuk sampai jatuh cinta pada Matematika, kita harus mengenal cara mengajarnya terlebih dahulu. Pengajaran dalam arti menyentuh hati, dapat dibayangkan, serta transparan. Pendidikan bukan saja menyentuh ranah fisik, namun semestinya menyentuh ranah jiwa sebagaimana dua sejoli memadukan cinta (hal 91).
Matematika harus didekati dengan cara yang berbeda. Matematika mesti bisa dibayangkan. Bagaimana cara membingkai bayang-bayang itu? Realistik tidak harus sesuatu yang nyata, tapi dapat berupa cerita rekaan yang bisa memicu murid melakukan eksplorasi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi (hal 103).
Paradigma Seorang Pembelajar
Ide mengundang rektor atau dosen asing untuk mengajar di universitas-universitas di Indonesia sempat menimbulkan kontroversi. Kehadiran mereka tidak seharusnya disikapi secara emosional.
Dosen sebagai tenaga profesional dapat mengajar lintas negara dan lintas agama. Justru dengan semakin kuatnya tenaga dosen dan peneliti, universitas akan melahirkan inovasi yang memberikan keunggulan kepada universitas tersebut. Negara juga akan memperoleh keuntungan besar dengan penemuan iptek (hal 178-179).
Sutarto juga menyoroti fenomena kemunduran bangsa Indonesia yang kalah bersaing dengan negara lain. Pertama, kurang berhasilnya pendidikan menyebabkan kita tidak bisa menyediakan SDM yang memiliki keterampilan memadai. Kedua, pemerintah lamban menyediakan lapangan kerja bagi rakyat (hal 308).
Filosofi “Membingkai Bayang-Bayang”
ULM lahir dari rahim pejuang yang tergabung dalam Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan. ULM yang berlokasi di Kalimantan Selatan, mewarisi semangat Pangeran Antasari dengan semboyan Haram Manyarah Waja Sampai Keputing (semangat pantang menyerah dari awal sampai akhir).
ULM berkomitmen menjadi perguruan tinggi unggul. Harapan itu mungkin dulu sekadar angan-angan, kemudian menjadi bayang-bayang, dan saat ini bayang-bayang tersebut semakin nyata. Pada Selasa, 19 Maret 2019, ULM mendapat Akreditasi A dari BAN PT.
Kelebihan buku MBB, tema dan pembahasan sangat komprehensif. Buku ini amat berarti, bisa menjadi inspirasi para mahasiswa Indonesia untuk menyongsong masa depan gemilang. Buku cukup tebal dan berbobot, dilengkapi foto-foto pendukung teks.
Kekurangan buku MBB, kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang panjang, butuh waktu yang tidak instan untuk memperdalam maknanya. Penyusunan bab dan sub-bab masih acak dan kurang padu. Buku ini akan semakin bagus jika dilengkapi indeks dan glosarium.
Melalui buku ini Sutarto secara khusus memang mengelu-elukan ULM, tetapi secara umum buku ini dapat diaplikasikan oleh para pegiat pendidikan. Sutarto berjiwa pembelajar yang ulet, rajin, dan pantang menyerah. Membawa perubahan berarti. Mengkritik tanpa mencela. Memberi gagasan yang membangun atas beragam problematika bangsa ini.

————— *** —————–

Rate this article!
Tags: