Jelang Musim Giling, Buruh DMG Demo Pabrik Gula Olean Situbondo

Ratusan buruh Dalam Musim Giling saat berkumpul di depan kantor PG Olean Situbondo guna menyampaikan aspirasi. Mereka ditemui Aisten Manager Buhari. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Sedikitnya ratusan buruh DMG (dalam musim giling) Pabrik Gula (PG) Olean Situbondo melakukan aksi demo Kamis (25/6). Mereka mendatangi kantor PG Olean guna meminta kejelasan penggilingan tebu di pabrik gula milik BUMN tersebut.
Para buruh beralasan tiga PG lain yang ada di Situbondo (PG Asembagus, PG Panji dan PG Wringin Anom) sudah lebih dahulu melakukan penggilingan tebu. Akibat tidak jelasnya kapan penggilingan tebu tersebut, para buruh DMG tidak mendapat penghasilan musiman.
Yasmawiyanto, Ketua Serikat Buruh Independen PG olean menegaskan aksi buruh DMG hanya mempertanyakan nasib terkait belum adanya kepastian PG Olean kapan akan melaksanakan giling tebu. “Kami datang kesini hanya mempertanyakan kapan pelaksanaan giling tebu di PG Olean. Kami mempertanyakan kenapa PG Olean tidak segera giling tebu sampai saat ini. Kami tegaskan, ini bukan aksi dari serikat buruh melainkan murni dari kalangan DMG saja,” tutur Yasmawiyanto.
Masih kata Yasmawiyanto, dalam aksi itu perwakilan DMG diminta manajemen PG Olean untuk melakukan mediasi. Dalam pertemuan mediasi dijelaskan jika stok tebu yang menjadi alasan PG Olean belum bisa melakukan penggilingan tebu. Disebutkan juga oleh Yasma, akibat belum jelasnya waktu penggilingan tebu, saat ini ada sekitar 500 karyawan DMG yang kehilangan pekerjaan musiman. “Harusnya bulan Juni ini sudah mulai giling tebu. Tetapi kami tetap mengharap ada kepastian. Sekarang kami hanya menunggu kelebihan tebu dari PG lain yang tidak tergiling. Dengan begitu PG Olean baru bisa melaksanakan giling tebu,” ujar Yasmawiyanto.
Sementara itu, Buhari, Asisten Manajer PG Olean menjelaskan, stok tebu saat ini sebenarnya ada sekita 60 ribu ton. Namun begitu dikakukan survei ternyata jumlah tebu dilapangan sudah jauh berkurang, lantaran banyak tebu dijual ke luar Kabupaten Situbondo. Jika PG Olean tetap giling tebu, ungkap Buhari, maka PG Olean akan merugi hingga miliaran rupiah. “Untuk itu maka kami saat ini tidak bisa giling. Kami ini berbeda dengan pabrik swasta, karena di PG Olean itu ada aturan main yang harus ditaati. Kalau swasta mungkin bisa melakukan persaingan,” tegas Buhari.
Buhari menambahkan, jauh hari sebelum ada aksi ini beberapa elemen mulai petani, Pabrik Gula bersama aparat kepolisian melakukan pertemuan dengan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto guna untuk membahas polemik stock tebu yang banyak dijual keluar Situbondo. Dalam pertemuan itu juga dminta agar petani tebu Situbondo menjual hasil tebunya kepada pabrik gula. “Namun nyatanya banyak tebu yang dijual kepada pihak ketiga dari luar Kabupaten Situbondo,” urai Buhari.
Pengamatan Bhirawa menyebutkan, di sekitar area PG Olean aksi demo hanya dilakukan oleh buruh dalam musim giling (DMG) dan tidak berlangsung lama. Sebab, pihak manajemen PG Olean dengan sigap melakukan proses mediasi dengan perwakilan buruh DMG. Puluhan personel polisi Polres Situbondo juga disiagakan, untuk mengamankan jalannya aksi damai tersebut. Usai mediasi digelar, ratusan buruh DMG PG Olean langsung membubarkan diri. [awi]

Tags: